KUNINGAN (MASS) – Fenomena alam hujan es kembali terjadi di kawasan kaki Gunung Ciremai, Kabupaten Kuningan baru-baru ini. Meski jarang terjadi, fenomena ini bukan tidak mungkin berulang. SHal itulah yang disampaikan Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Kuningan, Indra Bayu Permana S STP.
“Secara teori dan sudah berkomunikasi lalu berdasarkan data dari BMKG, fenomena ini bisa terjadi akibat perubahan cuaca yang drastis, jadi ya pembentukan cairan dan es dapat terjadi walau es itu tidak bertahan lama sebelum akhirnya mencair,” tutur Indra kala diwawancara kuninganmass.com pada Selasa (30/9/2025).
Indra juga mengingatkan bahwa hujan es biasanya muncul pada fase pancaroba, yang merupakan masa peralihan antara musim hujan dan musim kemarau. Dalam kondisi ini, masyarakat diharapkan untuk lebih waspada terhadap kemungkinan cuaca ekstrem yang dapat terjadi.
“Kami mengimbau masyarakat untuk tetap berhati-hati dan melakukan tindakan pencegahan, seperti memangkas pohon-pohon yang berpotensi tumbang,” tambahnya.
Dari fenomena ini, masyarakat diimbau untuk tidak membuang sampah sembarangan, yang dapat memperparah kondisi lingkungan dan mengganggu proses alami di sekitar. Indra mengajak warga untuk aktif melaporkan kondisi yang tidak biasa kepada pihak berwenang agar dapat diambil tindakan yang tepat.
Meskipun hujan es adalah fenomena yang jarang terjadi, dampaknya bisa cukup signifikan, terutama bagi tanaman dan infrastruktur di sekitarnya. Oleh karena itu, masyarakat diharapkan untuk selalu siap menghadapi berbagai kemungkinan cuaca ekstrem.
Dalam menghadapi fenomena alam seperti ini, Indra menekankan pentingnya kolaborasi antara masyarakat dan pemerintah. “Kami akan terus memantau perkembangan cuaca dan memberikan informasi terkini kepada masyarakat. Juga masyarakat kalau ada bencana atau fenomena bisa lapor!,” ujarnya.
Dari berbagai sumber, Hujan es sendiri merupakan fenomena hidrologi yang dapat terjadi pada masa peralihan musim. Menurut penelitian yang dilakukan oleh Frisby dan Sansom (1967), faktor-faktor lokal seperti topografi dan orografi wilayah memiliki peran penting dalam fenomena ini, terutama di daerah tropis seperti Indonesia.
Secara definisi, hujan es merupakan bentuk cuaca ekstrem yang dapat terjadi di daerah dataran tinggi atau wilayah dengan suhu permukaan yang cukup dingin. Fenomena ini muncul akibat ketidakstabilan atmosfer yang ditandai dengan pertemuan massa udara hangat dan dingin, serta kelembaban tinggi yang memicu terbentuknya awan Cumulonimbus. Awan ini memiliki kemampuan untuk menghasilkan butiran es yang jatuh ke permukaan ketika angin tidak cukup kuat untuk mencairkannya. (raqib)