KUNINGAN (MASS) – Pada kocok ulang Alat Kelengkapan Dewan (AKD) yang hanya berusia 1 tahun, banyak kalangan yang menganggap Fraksi PKB tersingkir dari Koalisi Pemerintah. Itu karena posisi ketua komisi 1 yang sebelumnya diduduki anggota dari fraksi tersebut, kini diambil fraksi lain.
Namun Fraksi PKB merasa tidak disingkirkan dan merasa biasa-biasa saja kala memberikan keterangan pers kepada jurnalis.
“Gak, bisa saja. Sejak dulu saya sering mengatakan, AKD tidak segalanya. Karena hakikatnya jadi anggota dewan itu pengabdian pada rakyat dan bagaimana kiprahnya dalam memperjuangkan harapan rakyat,” tandas Ketua DPC PKB Kuningan, H Ujang Kosasih MSi usai kocok ulang AKD, Kamis (17/9/2020).
Meski terlihat kesal, Ujang mengatakan, kocok ulang AKD yang umurnya baru setahun tidak melanggar Tata Tertib DPRD. Sebab di tatib tersebut, maksimal 2,5 tahun AKD boleh dilakukan reposisi.
Kendati demikian, dirinya sempat menyinggung “obrolan-obrolan” sebelum dilakukan kocok ulang tanpa melibatkan fraksinya.
“Saya hormati kesepakatan. Saya gak tau apakah itu dadakan dan tak tau skenarionya. Tapi sebelumnya saya sudah dikasih rambu-rambu oleh pak Dede Ismail (Ketua Gerindra, red) bahwa PKB akan ditinggalkan (oleh Koalisi Pemerintah, red),” ungkapnya.
Hilang atau tidaknya jabatan ketua AKD (komisi 1), bagi Ujang tidak masalah. Sebab dirinya masih berposisi wakil ketua DPRD. Namun kala ditanya kembali mengapa PKB disingkirkan dari Koalisi Pemerintah, ia mengarahkan untuk menanyakannya kepada yang menyingkirkan.
“Tanyanya kepada yang menyingkirkan. Kalau ada yang menganggap kami disingkirkan, gak apa-apa, asalkan jangan menyingkirkan. Siapa yang menyingkirkannya? Ya gak perlu dibahas lah, saya sudah tau sejak dulu,” kata Ujang dengan nada menyembunyikan sesuatu.
Untuk sikap politik PKB berikutnya, Ujang mengatakan, secara fakta terdapat 2 fraksi yang tidak diajak “ngobrol” yakni PKB dan Gerindra Bintang. Jika mereka yang berdiskusi di luar (6 fraksi) berkoalisi, maka 2 fraksi itu pun berkoalisi.
“Biar 14 kursi, gak apa-apa. Toh 14 kursi juga bisa mengusung pasangan calon bupati wabup. Dan secara parlemen, kan di sini kolektif kolegial. Yang penting kita sudah bersuara untuk rakyat meski nanti 14 kursi terkalahkan oleh mayoritas,” pungkasnya.
Posisi Ketua Komisi 1 dan 2 Diganti Fraksi Lain
Sementara itu, hasil kocok ulang diperoleh data bahwa ketua komisi 1 yang semula Ghozali dari Fraksi PKB kini digantikan Saw Tresna Septiani dari Golkar. Lalu ketua komisi 2 yang semula Julkarnaen dari Fraksi Gerindra Bintang digantikan Rany Febriani dari Demokrat.
Untuk ketua komisi 3 masih diduduki Dede Sudrajat dari Fraksi PKS. Begitu pula ketua komisi 4 masih diduduki Tresnadi dari Fraksi PDIP NasDem. Sama halnya dengan ketua bapemperda oleh Nunung Sanuhri dari Fraksi PAN.
Lain halnya dengan ketua BK (Badan Kehormatan), meski masih Fraksi PPP namun terjadi pergantian orang dari Iip menjadi dr Toto.
Usulan kocok ulang AKD terlontar dalam paripurna usai Jawaban Bupati atas PU Fraksi tentang Perubahan APBD 2020. Saat itu Fraksi Gerindra Bintang keluar dari ruangan meski masih multitafsir apakah itu WO (Walkout) atau bukan.
Kocok ulang AKD diusulkan 6 fraksi diluar PKB dan Gerindra Bintang. Setelahnya ditindaklanjuti Rapat Banmus yang kemudian dilaksanakan pemilihan pimpinan AKD meliputi komisi 1 sampai 4, bapemperda dan BK. (deden)