Connect with us

Hi, what are you looking for?

Netizen Mass

“Kembali” Sebelum Kembali

KUNINGAN (MASS) – Prinsip utama dalam Islam, manusia adalah milik Allah dan akan kembali kepada-Nya. Hal tersebut sebagaimana firman Allah dalam Qs. Al-Baqarah ayat 156 yang berbunyi, “… Inna lillahi wa inna ilaihi raji’un,” yang artinya “… Sesungguhnya kami milik Allah dan kepada-Nyalah kami kembali”. Melalui ayat tersebut, identitas seorang muslim menjadi jelas. Siapa, dari mana, untuk apa, dan kelak akan kembali ke mana. Keyakinan ini mengingatkan manusia akan asal-usul dan tujuan akhir hidup, serta mendorong manusia untuk menjalani hidup dengan penuh tanggung jawab, kebaikan, dan ketekunan dalam ibadah.

Konsep “Kembali” memiliki makna yang dalam. Bukan hanya dalam aspek kehidupan sehari-hari, tetapi juga sebagai persiapan untuk akhirat. Allah Swt., menciptakan manusia tentunya bukan sekadar untuk memenuhi bumi yang sudah penuh dengan 8,1 milyar jiwa hidup di dalamnya. Selain itu, tidak mungkin Allah menciptakan manusia tanpa tujuan. Karena manusia memiliki misi yang harus dijalankan. Sebagaimana firman Allah Swt,

“Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka beribadah kepada-Ku” (Qs. Adz-Dzariat: 56).

Ayat tersebut di atas menyatakan bahwa di balik penciptaan manusia adalah untuk beribadah kepada-Nya. Namun Allah Swt., memerintahkan demikian, bukan berarti Allah Swt., membutuhkan manusia. Melainkan Sesungguhnya Allah Swt., tidak menghendaki sedikit pun rezeki dari makhluk-Nya.

Advertisement. Scroll to continue reading.

Dalam Thoriqul Hijrotain Ibnul Qoyyim rahimahullah mengatakan, bahwa Allah Swt., tidaklah menciptakan jin dan manusia karena butuh pada mereka, bukan untuk mendapatkan keuntungan dari makhluk tersebut. Akan tetapi, Allah Swt., menciptakan mereka justru dalam rangka berderma dan berbuat baik pada mereka, yaitu supaya mereka beribadah kepada Allah Swt., lalu mereka pun nantinya akan mendapatkan keuntungan. Semua keuntungan pun akan kembali kepada mereka. Hal ini sama halnya dengan perkataan seseorang, “Jika engkau berbuat baik, maka semua kebaikan tersebut akan kembali padamu”. Jadi, barangsiapa melakukan amalan sholeh, maka itu akan kembali untuk dirinya sendiri”.

Semua fasilitas yang Allah beri pada manusia adalah sarana untuk menjalankan perintah beribadah dan mengabdi pada Allah Swt. Namun, manusia kerap kali manusia melenceng dari apa yang sudah Allah Swt., tetapkan. Tidak semua manusia merealisasikan misi yang Allah Swt., amanahkan sebagai tujuan hidup. Manusia sekedar yakin bahwa manusia berasal dari Allah, hidup untuk Allah, dan akan kembali kepada kepada Allah. Semuanya hanya ucapan lisan tanpa pengamalan. Manusia telah kufuri ni’mat dari Allah. Manusia tidak penuhi kewajiban. Manusia halalkan apa yang diharamkan. Banyak hal yang manusia langgar atas setiap hal yang Allah larang. Maka, inilah yang disebut sebagai “Kembali” sebelum kembali pada Allah Swt.

Taubat adalah pintu yang Allah sediakan bagi hamba-Nya yang melakukan kesalahan untuk segera memperbaiki diri. Pertaubatan bukan hanya sekedar meminta maaf atas kesalahan, tetapi juga berkomitmen untuk tidak mengulanginya. Ini aadalah bentuk kembali kepada Allah dengan niat yang tulus. Taubat adalah sesuatu yang harus dilakukan segera. Tidak boleh ditunda-tunda. Sebab manusia tidak pernah tahu kapan ajal akan menjemput manusia.  

Pertaubatan dapat dilakukan dengan memperbanyak amal baik selama hidup. tidak hanya terbatas shalat dan puasa, tapi juga mengisi waktu luang dengan kegiatan yang bermanfaat. Seperti dengan berdzikir, doa, membaca Al-Qur’an, dan menuntut ilmu akan membawa manusia lebih dekat kepada Allah yang tentunya akan meningkatkan kualitas hidup manusia.

Advertisement. Scroll to continue reading.

Taubat tidak cukup hanya bermodalkan komitmen untuk tidak mengulangi setiap kemungkaran yang sudah dilakukan, tapi harus benar-benar kembali kepada Allah. Kembali pada keimanan dan ketakwaan. Berpegang teguhlah pada agama. Agama yang mengajak manusia untuk berkorban di jalan kebenaran dan memberi petunjuk bagi manusia. Semua kebaikan dihitung walau sekecil apapun. Demikian juga keburukan, sekecil apa pun juga akan dihitung. Tidak ada jalan keselamatan selain kembali pada Allah dengan membawa keimanan.

Wallahu a’lam bishowab…

Penulis: Aas Siti Nurasyah – Sekolah Tinggi Ilmu Syariah Husnul Khotimah (STISHK) Kuningan.

Referensi:

Advertisement. Scroll to continue reading.

Al-Maududy, M. R. (2017). Allah Please Forgive Me. Yogyakarta: Genta Hidayah.

Ashfahani, A. N. (Tt). Hilyatul Auliya (Sejarah & Biografi Ulama Salaf). Pustaka Azam.

Click to comment

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Advertisement

Berita Terbaru

Advertisement
Advertisement

You May Also Like

Advertisement
Exit mobile version