KUNINGAN (MASS) – Saat itu, Jumat (3/12/2021) malam di Desa Cileuleuy Kecamatan Cigugur, alunan suara dari alat musik khas sunda saling bersahutan dalam harmoni yang indah sebagai pengiring.
Suara-suara dari Gendang, Bonang, Saron/Panerus 1, 2, 3, dan 4, serta tabuhan Goong dan Gambang, membangun nuansa yang amat kental dengan sebuah pagelaran, pagelaran wayang golek.
Ya, malam itu seni sunda wayang golek ‘Windu Harja’ baru saja mulai untuk kembali dari istirahatnya yang panjang.
Ki Dalang Suma Lili Adisunarya memimpin langsung latihan, ditemani para nayaga/wiyaga dari paguyuban Lingas (Lingkungan Anak Sunda).
Latihan pagelaran sendiri, dilakukan di sekitar rumah Ki Dalang Suma pemimpin Windu Harja, rombongan pagelaran yang sudah 20 tahunan tidak lagi aktif manggung.
Ki Suma sendiri, merupakan salah satu yang belajar ke Alm Asep Sunandar Sunarya, selain juga bersekolah formal di SMKI Bandung.
Selain itu, Ki Suma, termasuk salah satu yang diberikan “pusaka” oleh alm Asep Sunandar Sunarya berupa saron/panerus.
Dulu, Suma juga termasuk dalang yang diakui kehebatannya, apalagi setelah memenangkan perlombaan mendalang di Bandung.
Sekertaris Lingas Alit Harja Semeru menyebut, kedatangan Lingas ke kediaman Ki Dalang Suma juga dalam rangka ingin kembali menghidupkan salah satu dalang terbaik dan senior di Kuningan setelah tidak aktif sangat lama.
“Kita ingin selalu menjaga, merawat, dan menghidupkan budaya kita. Ngamumule Bahasa Sunda,” ujarnya malam itu.
Jumat malam itu, dengan dipimpin Ki Dalang Suka “Windu Harja” perlahan mulai terasa kembali. Alunan gamelan menggugah dan menggigihkan kembali tradisi yang lama ‘tak tersentuh’.
Diiringi dengan senyum hangat para nayaga, tak lupa suguhan kopi dan asap rokok yang mengepul, menghangatkan suasana malam sembari berlatih, menyamakan nada dan rasa. (eki)