KUNINGAN (MASS) – Kuliah Kerja Nyata (KKN) tahun ini memang sedikit berbeda. Meski tetap terjun untuk survei ke lapangan, nyatanya, program-program banyak dilakukan secara daring.
Meski begitu, tak kalah akal, kelompok KKN 30 Uniku, di Desa Bunigeulis Cigandamekar tetap akan mengembangkan produk daerah setempat, yang juga terhambat ruang lingkup pemasaran, terutama karena pandemi.
“Kelompok KKN 30 berinisiatif mengangkat produk unggulan di Desa Bunigeulis Cigandamekar Kunyaitu keripik pisang mutiara yang sudah berjalan sejak lama,” ujar Ketua KKN Kelompok 30 Rafi Rulistiana Ramadhan pada kuninganmass.com Jumat (14/8/2020).
Setelah melakukan survei produk di desa Bunigeulis Cigandamekar produk unggulan dari desa tersebut adalah keripik pisang.
Rafi mengatakan banyak sekali kendala dari produk keripik pisang. Mulai dari pemasaran yang ruang lingkupnya masih terbatas, sulit memasarkan produknya secara offline di tengah pandemi, bahan baku produksi yang sulit, serta digitilisasi produk yang masih kurang.
“Ini tantangan bagi kelompok kami. Melihat situasi ini, kita akan melakukan inovasi produk dengan membranding kembali produk pisang,” tambahnya.
Pihaknya juga akan mendorong agar lebih banyak varian rasa baru, tadinya hanya ada rasa original menjadi beberapa varian rasa seperti rasa greentea, gula aren, dan seblak.
Selain itu, menurut Rafi, dirinya juga akan melakukan digitilasi produk berbasis digital marketing. Tentu saja, jika produksinya dan transaksi meningkat, pihaknya akan tidak akan lupa untuk menerapkan protokal kesehatan di tengah pandemi covid 19.
“Besar harapan kelompok kami, KKN tahun ini menjadi ajang mendekatkan diri dengan masyarakat, menerapkan fungsi mahasiswa sebagai agen of change dan social contro,” ujarnya.
Pada akhirnya dari semua yang akan mahasiswa kerjakan, outputnya adalah meningkatkan perekonomian masyarakat di desa Bunigeulis Cigandamekar Kuningan. (eki)