KUNINGAN (MASS) – Seringkali kita mendengar tentang minyak bumi yang berada di Indonesia ini, bahkan tidak hanya di Indonesia tetapi seluruh dunia pun mengetahui dan memakainya untuk kebutuhan sehari-hari. Baik untuk kebutuhan yang paling kecil seperti kebutuhan rumah tangga maupun untuk kebutuhan di negara tersebut. Seperti halnya bensin, solar, minyak tanah, dan lain-lain. Minyak bumi berperan penting dalam kehidupan di bumi.
Minyak bumi adalah bahan utama dalam pembuatan bahan bakar tak terbarukan. Proses pengolahannya beragam yaitu destilasi, cracking, reforming, polimerasi, alkilasi, treating dan blending. Minyak bumi menjadi bahan utama dalam pembuatan bahan bakar minyak.
Hampir seluruh kegiatan manusia membutuhkan hasil olahan minyak bumi. Mulai dari bahan bakar minyak, LPG, aspal, hingga bahan dasar pembuatan plastik dan obat-obatan. Dalam proses pengolahan minyak bumi menjadi bahan bakar tentu saja melalui proses yang cukup panjang.
Dampak dari kelangkaan minyak bumi atau sumber daya alam di Indonesia itu pengambilannya tidak sesuai dengan prosedur yang sudah ditetapkan oleh pemerintah artinya banyak pengambilan secara ilegal bisa disebut juga perampasan minyak bumi yang ada di Indonesia.
Untuk itu pemerintah harus melakukan pengawasan secara ekstra/ketat karena pengambilan secara berlebihan dan apa yang ada dalam perut bumi itu jumlah nya terbatas tidak menutup kemungkinan untuk masa yang akan datang menjadi kelangkaan.
Macam-macam dan fungsi minyak bumi dibagi 5 :
1. Bensol (Untuk bahan bakar pesawat terbang) bahan bakar yang paling baik untuk digunakan di masyarakat.
2. Bensin (Untuk bahan bakar kendaraan) dibagi menjadi 3 : a. Pertamax, b. Pertalite, c. Premium
Tiga jenis ini yang paling banyak dipergunakan untuk pengisian bahan bakar kendaraan umum bagi masyarakat.
3. Solar (Untuk alat-alat berat, seperti contoh eksafator, mesin diesel, dan lain-lain) dibagi menjadi 2: a. Solar dex, b. Solar biasa
4. Minyak tanah (untuk kebutuhan rumah tangga)
5. Aspal. Aspal adalah untuk lapisan yang paling bawah (untuk perbaikan jalan yg rusak).
Minyak bumi harus perlu melalui penyulingan, yang bertempat di Singapura untuk penyulingan tersebut.
Proses penyulingan minyak bumi harus dipisah semua artinya tidak boleh ada yang disatukan dari penyulingan tersebut. Menurut Rizka Chandra Puspitasari proses pengolahan (Penyulingan) dari bahan bakar minyak bumi tersebut dibagi menjadi 7 :
1. Proses Destilasi
Bensin, kerosin dan minyak gas biasanya akan melalui proses penyulingan pada tekanan atmosfer, fraksi-fraksi minyak pelumas akan mencapai suhu yang lebih tinggi dimana zat-zat hidrokarbon mulai terurai (biasanya kira-kira antara suhu 375 -400°C) karena itu lebih baik jika minyak pelumas disuling dengan tekanan yang diturunkan. Pengurangan tekanan diperoleh dengan menggunakan sebuah pompa vakum (vacuum pump)
2. Proses Cracking
Proses pengolahan minyak bumi dengan cracking yakni dengan menguraikan molekul-molekul besar senyawa hidrokarbon menjadi molekul hidrokarbon dengan ukuran yang lebih kecil. Proses ini sering disebut juga dengan proses refinery.
3. Proses Reforming
Reforming merupakan proses konversi dari naptha untuk memperoleh produk yang memiliki bilangan oktan yang tinggi dalam proses ini biasanya menggunakan katalis rhenium, platinum dan chromium.
4. Proses Polimerasi
Proses polimerisasi merubah produk samping gas hirokarbon hasil cracking menjadi hidrokarbon liquid yang bisa digunakan sebagai bahan bakar motor dan penerbangan yang memiliki bilangan oktan yang tinggi, bahan baku petrokimia. Bahan dasar utama dalam proses polimerisasi adalah olefin (hidrokarbon tidak jenuh) yang diperoleh dari cracking still.
5. Proses Alkilasi
Proses alkilasi adalah eksotermik dan pada dasarnya sama dengan polimerisasi, hanya berbeda pada bagian-bagian dari charging stock need be unsaturated. Sebagai hasilnya adalah produk alkilat yang tidak mengandung olefin dan memiliki bilangan oktan yang tinggi. Metode ini didasarkan pada reaktivitas dari karbon tersier dari isobutan dengan olefin, seperti propilen, butilen dan amilen.
6. Proses Treating
Treating merupakan proses pemurnian fraksi minyak bumi melalui tahap eliminasi bahan-bahan pengotor yang terlibat dalam proses pengolahan. Bahan-bahan yang dihilangkan dalam proses treating ini antara lain adalah bau tidak sedap yang dihilangkan melalui proses copper sweetening and doctor treating, parafin yang dihilangkan melalui proses solvent dewaxing, lumpur dan warna yang dihilangkan melalui proses acid treatment, aspal yang dihilangkan melalui proses deasphalting dan terakhir belerang melalui proses desulfurizing. Inti dari proses ini adalah mengeliminasi bahan-bahan yang tidak memberikan mutu dalam proses pengolahan minyak mentah ini sehingga hasil akhirnya nanti mutunya akan bertambah.
7. Proses Blending
Proses pengolahan minyak bumi pada tahapan terakhir adalah proses blending. Blending merupakan proses yang dilakukan untuk meningkatkan kualitas produk siap pakai dengan cara menambahkan bahan-bahan aktif ke dalam fraksi minyak bumi. Salah satu bahan aktif yang digunakan adalah TEL (tetraethyl lead). TEL ini merupakan bahan aditif yang digunakan untuk menaikkan bilangan oktan bensin.
Setelah melalui proses ini maka hasil dari pengolahan minyak bumi mutunya menjadi lebih baik dan menjadi bahan yang siap pakai. Minyak bumi yang telah diolah melalui proses di atas akan menghasilkan bahan siap pakai untuk kebutuhan sehari-hari. Mulai dari LPG yang merupakan hasil pengolahan gas cair dengan unsur hidrokarbon rungan, bensin yang merupakan bahan bakar kendaraan bermotor, kerosin atau minyak tanah untuk menyalakan api dan bahan dasar arang, serta solar yang digunakan sebagai bahan bakar mesin diesel.
Jadi minyak bumi bisa menghasilkan ratusan senyawa hidrokarbon yang dapat dikelompokkan menjadi 3 yakni hidrokarbon parafin, naften dan aromat. Jumlah atom karbon dalam minyak bumi mulai dari metana dengan satu atom karbon dalam molekulnya hingga 60 atau lebih dan memiliki berat 16 sampai 850 atau lebih.
Hidrokarbon parafin adalah hidrokarbon jenuh dengan ikatan C – C dan C – H dengan struktur rantai atom C terbuka. Hidrokarbon parafin memiliki titik didih paling rendah dibandingkan dengan hidrokarbon naften dan aromatik. Oleh karena itu, terdapat banyak fraksi ringan.
Hidrokarbon neften sering disebut pula dengan sikloparafin atau sikloalkana. Senyawa ini memiliki sifat-sifat diantara hidrokarbon parafin dan hidrokarbon aromat. Jika dibandingkan dengan hidrokarbon parafin, senyawa ini lebih stabil karena memiliki rantai atom C tertutup sedangkan pada hidrokarbon parafin rantai atom C nya terbuka, berikatan rangkap dua dan tunggal yang bergantian antara kedua atom C yang berdekatan.
Selain itu, minyak bumi juga mengandung senyawa non hidrokarbon yakni oksigen, nitrogen, halogen dan logam. Keberadaan unsur non hidrokarbon ini merupakan bentuk senyawa organik yakni organik sulfur, organik nitrogen, organik oksigen, organik halogen, organik logam dan sebagian lainnya senyawa anorganik. Sebagai senyawa organik, non hidrokarbon dapat larut di dalam minyak bumi, sementara senyawa anorganik tidak dapat larut di dalam minyak bumi namun, akan larut di dalam air sebagai emulsi yang di dalamnya terdapat garam-garam anorganik.
Sumber : Mas’udi, Artikel Kenali 7 Proses Pengolahan Minyak Bumi (Rizka Chandra Puspitasari. 28 september 2022)
Dampak dari minyak bumi itu sendiri adalah akan menghasilakn kelangkaan bagi masyarakat. Pengunaan yang berlebihan , pengambilan secara ilegal akan berdampak besar bagi negara tersebut. Masyarakat akan kesulitan untuk mendapatkan minyak bumi tersebut untuk kebutuhan sehari-hari.
Pentingnya menggunakan minyak bumi dengan sebaik mungkin karna untuk menghindari terjadinya kelangkaan yang akan di timbulkan oleh diri kita sendiri (Manusia). Menjaga dan melestarikan alam dan sumber daya yang kita punya dengan sebaik mungkin. Tidak terlalu berlebihan dalam menggunakan minyak bumi tersebut.
Oleh: Adinda Salwa Audi (Mahasiswa Prodi IPS 1B – UIN Syber Syekh Nurjati Cirebon)
(Ditulis untuk memenuhi tugas artikel essay dalam Mata Kuliah Produksi, Distribusi, dan Konsumsi)