KUNINGAN (MASS) – Pagar gedung Kejaksaan Negri (Kejari) Kuningan dipasangi spanduk baru oleh mahasiswa pada aksi Hari Anti Korupsi Sedunia, Kamis (9/12/2021) siang.
Spanduk bertuliskan ‘Usut Tuntas Tindak Korupsi di Kuningan’ dengan tulisan merah itu, dipasang tepat berdampingan dengan spanduk resmi Kajari tentang Hari Pahlawan.
Ketua DPK GMNI FH Mutiara nenyebut, aksi mahasiswa yang tergabung dalam GMNI itu, dilakukan sebagai pengingat kepada Pemda Kuningan agar selalu berhati-hati menjalankan roda pemeritahan.
Selain itu uga pengingat kepada Kejari Kuningan, masih banyak dugaan korupsi di Kuningan
“Hari ini, kami sampaikan aspirasi di dua titik. Pertama depan pemda, lalu di Kejari. Temanya masih sama, usut tuntas dugan korupsi di Kabupaten Kuningan,” ujarnya setelah aksi.
Mutiara menyebut, tuntutan yang disampaikannya adalah Pemda agar bersikap tegas pada SKPD dibawahnya. Selain itu, yang dituntut adalah transparansi prosesi open biding.
Senada, Ketua DPK GMNI Unisa Hendra juga menuturkan hal yang sama perihal open biding dan ketegasan SKPD. Transparansi open biding, dinilainya sebagai hal yang harus diketahui masyarakat.
“Agar memang jelas di hadapan masyarakat, bahwa open bidding tidak ada nepotisme atau gratifikasi,” ujarnya.
Selain menyoroti Pemda, masa aksi juga menyasar Kejari Kuningan. Ketua DPK GMNI STKIP Afif menyebut, pihaknya menuntut Kejari harus profesional menindaklanjuti laporan dugaan korupsi. Jangan sampai, lanjut Afif, seolah tebang pilih.
“Kami menuntut Kejari cepat selesaikan dugaan kasus korupsi di Kuningan. Apalagi akhir-akhir ini banyak yang jadi sorotan, seperti bansos, dana refocusing covid, pokir sapi, sampai program P2L Diskatan,” imbuhnya.
Bahkan, lanjutnya, beberapa dugaan kasus korupsi juga sampai saat ini belum ada kejelasaanya.
Diabsen Afif, dugaan kasus korupsi dugaan angklung tahun 2016 oleh Dinas Pendidikan, dan pengadaan kambing BPR pun disebutnya.
Bahkan bukan hanya dugaan kasus tindak pidana korupsi yang sedang hangat menjadi sorotan, ada beberapa Dugaan kasus korupsi yang memang sampai saat ini belum ada kejelasannya
Dijelaskan, GMNI sendiri mengaku kecewa atas pelayanan Kejari yang sebeluknya dianggap tidak merespon baik komunikasi formal (surat) untuk audiensi.
Kepala Kejari Kuningan L Tedjo Sunarno SH MHum menjawab tudingan-tudingan yang diberikan ke lembaganya itu di depan aksi masa.
“Kami setiap hari terbuka (untuk didatangi). Siap menerima masyarakat untuk penerangan hukum,” ujarnya seolah membantah tidak memberikan pelayanan.
Adapun soal banyaknya kasus dugaan korupsi misalnya, pihaknya tidak bisa memprosesnya jika tidak ada alat bukti yang kuat.
Selain itu, dicontohkannya beberapa kasus yang sempat dilaporkan, laporannya malah ditarik kembali.
“Korupsi kejahatan terstruktur extra ordinary crime, kalo memang terbukti, kita tahan,” tegasnya.
Kemudian, soal sederetan kasus dugaan korupsi yang disuarakan mahasiswa, dikatakan Tedjo yang didampingi Kasi Intel Aryansa SH dan Kasi Pidsus M Haris, sebagian memang ditangani pihaknya. Namun sebagian ditangani intansi penegak hukum lain (Polisi, Inspektorat, KPK/BPK dll red).
“Pelapor (kalo bisa) jangan hanya melapor, tapi dengan akat bukti. Itu lebih mempermudah kami, apalagi SDM kami terbatas,” imbuhnya.
Setelah aksi ditanggapi Kejari, masa GMNI yang diketuai Wowo itupun balik kanan setelah intruksi korlap Zio dan Arif. Serta membacakan aspirasi dan puisi, di depan gedung. (eki)