KUNINGAN (MASS) – Himpunan Mahasiswa (Hima) Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia (PBSI) kembali menggelar Semarak Bulan Bahasa (Sembah) dalam rangka memperingati lahirnya Bahasa Indonesia. Kegiatan Sembah 2019 ini digelar selama 5 (lima) hari, yaitu 23-28 Oktober 2019 di Gedung Student Center Iman Hidayat Universitas Kuningan.
“Bulan bahasa merupakan momentum untuk memperingati lahirnya Bahasa persatuan, yakni bahasa Indonesia,” ujar Ketua Pelaksana Semabah.
Seperti yang diketahui, Era Revolusi Industri 4.0 secara tidak langsung akan menantang eksistensi penggunaan bahasa Indonesia ditengah masyarakat, terutama dalam penggunaan bahasa asing yang marak digunakan untuk menamakan lembaga, menamakan produk, dan lain sebagainya.
Selain itu, penggunaan bahasa Indonesia didunia maya atau sosial media yang secara ejaan cenderung vulgar dapat menurunkan moralitas citra bahasa Indonesia itu sendiri. Karenanya, Sembah 2019 yang digelar dengan mengusung tema Tantangan Bahasa Indonesia di Era Revolusi Industri 4.0 salah satunya bertujuan untuk mengembangkan mutu bahasa Indonesia.
“Sesuai dengan temanya, Sembah 2019 digelar dengan tujuan untuk mengembangkan mutu bahasa Indonesia dalam menghadapi Era Revolusi Industri 4.0 dan juga untuk meningkatkan nasionalisme serta patriotisme pada bahasa Indonesia sebagai alat pemersatu bangsa,” ujarnya.
Lebih jauh, dirinya mengatakan Sembah 2019 diisi dengan berbagai lomba dan akan ditutup dengan gelar wicara. Sembah III 2019 diisi dengan berbagai lomba, seperti lomba debat bahasa Indonesia tingkat SMA sederajat yang diikuti 54 peserta, Lomba musikalisasi puisi tingkat SMA sederajat yang diikuti oleh 89 orang dan akan ditutup dengan gelar wicara yang akan digelar pada 28 Oktober 2019.
Pada kesempatan yang sama, Rektor Universitas Kuningan (Uniku), Dikdik Harjadi menyampaikan pentingnya melestarikan bahasa Indonesia sebagai bahasa pemersatu bangsa.
“Indonesia merupakan negara yang sangat luar biasa dengan segala kekayaan yang dimilikinya. Salah satu kekayaan yang dimiliki bangsa Indonesia adalah kekayaan bahasa. Karenanya, Bahasa Indonesia yang dinobatkan sebagai bahasa pemersatu bangsa tentu merupakan suatu amanat, sehingga, jangan sampai kemajuan teknologi yang begitu pesat dapat menodai kemurnian bahasa Indonesia,” ujarnya.
Lebih jauh, rektor menyampaikan apresiasi bagi Hima PBSI yang telah menggelar Sembah 2019 sebagai upaya melestarikan bahasa Indonesia. Ia juag menyampaikan apresiasi yang setinggi-tingginya kepada Hima PBSI dan keluarga besar Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia atas terselenggaranya kegiatan Semarak Bulan Bahasa ke-3.
“Mudah-mudahan melalui kegiatan ini kita mampu melestarikan dan menjaga kemurnian Bahasa Indonesia sebagai bahasa pemersatu bangsa,” harapnya. (agus)