Connect with us

Hi, what are you looking for?

Netizen Mass

Kecaman, Hujatan, Hinaan Menghujani Macron; Sang Presiden Perancis

KUNINGAN (MASS) – Presiden merupakan seorang pemimpin dan elemen penting di dalam kehidupan suatu Negara.

Presiden tidak ada, Rakyat merana. Presiden adil, Rakyat memanggil. Presiden melunjak, Rakyat bertindak. Itulah peribahasa yang sesuai dengan keadaan zaman sekarang ini.

Seperti halnya pada (Jum’at/30 Oktober 2020), Presiden Perancis (Emmanuel Macron) mengungkapkan pernyataan kontroversial terkait penghinaan Agama Islam dan Nabi Muhammad SAW.

Bagaimana tidak? Tokoh terkemuka agama dijadikan kartun dengan klarifikasi kebebasan berekspresi. Tidak hanya itu, yang menjadi masalah utamanya adalah kartun Nabi Muhammad yang disebarkan merupakan penghinaan terhadapnya. Uswatun hasanah menjadi uswatun mazmumah.

Tentunya, hal tersebut tidak sesuai dengan firman Alloh SWT pada Q.S.Al-Ahzab (33 : 21);

Usut punya usut, hal ini terjadi tidak hanya untuk yang pertama kali akan tetapi telah terjadi sekitar 15 tahun yang lalu. Dimulai pada tahun 2006, 2011 sampai dengan sekarang ini.

Bahwasannya memang dari dulu, sang presiden perancis telah mendukung pembuatan kartun dan karikatur Nabi Muhammad saw. Namun zaman dahulu tersebut belum menampakkan luka yang terlalu mendalam kepada masyarakat islam di dunia.

Akan tetapi, pada tahun pertengahan pembuatan karikatur tersebutlah mulai adanya kontroversi yang memang telah cukup membuat luka terhadap masyarakat islam dunia. Dan masyarakat islam dunia telah meminta presiden perancis sebelumnya untuk memberhentikan pembuatan karikatur dan kartun tersebut.

Mirisnya, sang presiden perancis sama sekali tidak menghiraukan permintaan tersebut dan malah melanjutkan permbuatan karikatur dan kartun tersebut. Yang pada akhirnya, kontroversi pun memuncak pada tahun sekarang ini. Dengan adanya demo besar-besaran, hujatan, kecaman dan hinaan terhadap presiden perancis diakibatkan pembuatan karikatur dan kartun Nabi Muhammad SAW tersebut.

Logika dan akal diandalkan, sumber hukum keagamaan tidak diperhatikan bahkan diabaikan. Oleh karena itu, kehati-hatian diperlukan. Tidak bisa main publikasi tanpa adanya persutujuan pihak yang bersangkutan dengan hal itu sendiri.

Lain lagi kalo mempunyai hak dan kekuasaan yang luas di dunia ini. Hanya mempunyai 1 benua kok seakan ingin mempunyai semua benua.

Kebebasan berekspresi kok malah menghina nabi. Pernyataaan politik apalagi ini. Bermaksud menghibur diri? Dengan hal yang seperti ini. Berpikirlah lagi, sebelum hal yang tidak di inginkan terjadi. Dengan cara inovatif, kreatif dan imajinatif bisa menggantikan hal semacam ini. Namun tidak, dengan menghina agama dengan itu dapat menghibur diri.

Tentu hal ini sulit, dikarenakan kecaman telah banyak dilontarkan. Tidak hanya sedikit bahkan banyak Presiden dari berbagai belahan dunia yang tidak setuju dengan pernyataan macron; sang presiden perancis tersebut. Indonesia, Syiria, Saudi Arabia, dan Negara mayoritas agama islam lainnya telah mengemukakan ketidaksetujuannya kepada publik luas di negaranya.

Hujatan dan hinaan bermunculan. Sang Presiden Perancis dikatakan sebagai; Pemecah-belah antar umat beragama, pembuat luka umat islam di seluruh dunia, perlu perawatan mental dan lain sebagainya menjadi momok presiden perancis untuk memikirkan lagi apa yang telah di perbuat dirinya terhadap masyarakat islam dunia.

Pemboikotan dilakukan terhadap produk-produk asal perancis di banyak Negara. Bahkan terdapat sebagian Negara yang menyatakan perang terhadap perilaku presiden perancis tersebut.

Dijelaskan hukum di dalam menghina agama adalah haram oleh jumhur ulama. Bahkan dianjurkan sesama agama itu harus saling menghargai dan tidak boleh saling menghina.

Sedangkan hukum di dalam menghina Nabi Muhammad SAW adalah orang yang menghina tersebut lebih pantas mati oleh jumhur ulama di seluruh dunia. Nabi adalah makhluk yang sangat suci di dunia ini. Anda menghina Dia? Anda siapa? Makhluk kotor seperti kita ini tidak pantas untuk menghina makhluk sesuci Dia.

Menulis dan berimajinasi di dalam membuat suatu terobosan memang tidak disalahkan. Akan tetapi, penghinaan disinilah yang disalahkan.

Maka dari hal-hal tersebut, muncullah alternatif terbaik yang bisa dilakukan. “Meminta maaflah”. Hal kecil dan sepele namun besar dampaknya.

Namun mirisnya, lagi-lagi presiden perancis masih dikuasai dengan ego yang sangat tinggi dan rasa yang merasa benar sendiri. Sehingga alternatif tersebut pun malah ditentang dan diabaikan. Yang pada akhirnya, dimungkinkan tahun ini perancis akan mendapatkan banyak sekali kecaman, hujatan, hinaan, dan bahkan situasi terburuk yakni peperangan dari berbagai masyarakat islam di dunia.

Saran terakhir: “Bapak Presiden; meminta maaflah,meminta maaflah, dan meminta maaflah”.***

Advertisement. Scroll to continue reading.

Penulis : Irvan Ahmad Fauzi (Mahasiswa UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta/asal Karangtawang Kuningan)

Advertisement

Berita Terbaru

Advertisement
Advertisement

You May Also Like

Netizen Mass

KUNINGAN (MASS) – Saat ini, kasus covid-19 di Indonesia terus meroket, bahkan jumlah penderita positif covid-19 di Indonesia telah mencapai angka lebih dari 2...

Netizen Mass

KUNINGAN (MASS) – Mulai dari bulan ini seluruh sektor di berlakukan WFH kembali, tak terkecuali sektor pendidikan. Pemerintah memerintahkan kegiatan pendidikan dilakukan secara daring...

Advertisement
Exit mobile version