KUNINGAN (Mass)- Mulai H-6 arus mudik ke Kabupaten Kuningan mulai terlihat padat. Ini terlihat dengan aktivitas di terminal Tipe A Kertawangunan yang sudah ramai.
Bukan hanya bus yang mengangkut penumpang yang masuk ke terminal. Tapi juga bus bantuan yang mengangkut rombongan mudik yang disediakan oleh perusahaan dan pemerintah.
Pada hari Senin ada 13 armada bus yang datang yang merupakan bus bantuan. Bus itu terdiri dari 3 unit mobil yang disediakan Jasaraharja dan 10 unit disediakan perusahaan mie instan.
Khusus yang diberangkatkan oleh perusahaan mie instan adalah mereka yang merupakan mitra yang menjual produk mie instan baik itu digrobak/pangkalan ataupun di tempat burjo (bubur kacang ijo).
Warga Kuningan sejak lama di kenal sebagai “penguasa” disektor informal di kota-kota besar. Setiap ada perempatan atau tempat strategis pasti ada grobak/dongdangan dan yang berjualan adalah warga kota kuda.
Saking banyaknya warga Kuningan yang berjualan di kota besar munculah istilah karyawan “BRI” atau Bubur Rokok Indomie dan “BCA” Bubur Cai Asongan. Maka jangan heran ketika jelang lebaran karyawan “BRI” dan “BCA” itu mudik ke Kuningan.
Mereka akan mudah dikenal karena ketika turun dari bus selain membawa tas mereka juga membawa kardus merk mie instan. Kardus itu merupakan bingkisan dari perusahaan mie instan.
Jumlah mereka yang datang mencapai puluhan ribu orang. Biasanya ada rombongan dari wilayah Jabotabek dan rombong burjo dari Yogyakarta.
“Para “Karyawan BRI dan BCA” sudah tiba sejak H-6. Untuk tahap awal ada 13 bus yang datang. Mereka akan kembali datang pada tangal 21 dan 23 Juni. Dari Informasi Kemenhub baru tiga rombongan yang akan datang ,” ucap Kepala Terminal Tipe A Kertawangunan Komarudin kepada kuninganmass.com.
Diterangkan, sejak H-7 semua armada bus harus menurunkan penumpangnya di terminal. Ini berlaku bagi bus bantuan yang mengangkut pemudik.
Sementara itu, Uus yang mengaku, rombongan yang diangkut perusahan mie instan senang karena bisa mudik bareng. Hal ini menjadi pengalaman yang sangat luar biasa.
“Alhamdulillah tiba di Kuningan dan bisa berkumpul. Mudah-mudahan teman yang belum pulang dilacarkan diperjalanan,” ucap ayah satu anak ini.
Sekedar informasi dari profesi “karyawan BRI dan BCA” itu mereka bisa hidup cukup. Selain, punya rumah “agreng” juga punya kendaraan. Bahkan, sekarang mereka mampu menyekolahkan anak hingga perguruan tinggi.(agus)