KUNINGAN (MASS) – Tempat Pembuangan Sampah Akhir (TPSA) di Desa Ciniru, Kecamatan Jalaksana, menghadapi kondisi yang memprihatinkan. Saat Kuninganmass.com melakukan kunjungan ke lokasi TPSA, kami menemukan dua unit beko yang tidak dapat berfungsi, yang semakin memperburuk situasi pengelolaan sampah di TPSA itu.
Kepala UPTD TPSA Awan, menjelaskan di TPSA ini kita ada 2 beko dan 1 buldoser, namun hanya satu buldoser saja yang bisa berfungsi. Satu unit beko sudah tidak bisa diperbaiki lagi dan yang satunya sedang dalam proses perbaikan. Kondisi ini sangat menghambat proses pengelolaan sampah di TPSA.
“Iya ini kami memiliki dua beko, tetapi yang satu sudah turun mesin. Mesinnya sudah rusak parah dan sulit untuk diperbaiki,” ungkap Awan.
Ia menambahkan beko yang kedua masih dalam proses perbaikan, tetapi mengalami kesulitan dalam mendapatkan suku cadang atau sparepartnya. “Beko yang satu ini adalah merek luar, jadi spare part-nya sulit didapat. Saat ini, masih dalam proses perbaikan dan blm pasti bisa dipakainya kapan,” jelas Awan.
Akibat dari kerusakan kedua beko tersebut, TPSA kini hanya mengandalkan satu buldoser untuk mengelola sampah. Hal ini membuat pekerjaan pengelolaan sampah menjadi semakin sulit dan tidak efisien.
“Buldoser ini hanya bisa mendorong sampah, tidak bisa mengeruk atau memindahkan sampah secara efektif,” ujar Awan.
Tak hanya itu kondisi kantor UPTD TPSA juga tampak sangat memprihatinkan. Memang sejak awal dibangun tahun 2000 ini belum ada renovasi sampai saat ini, asbes atap sudah bocor, kayu penyangganya sudah patah dan keropos.
“Iya inilah kantor UPTD TPSA, gini-gini juga kantor UPTD, ini kalau hujan bocor dan dari awal pembangunan tahun 2000 an ini belum direnovasi,” tambahnya.
Awan juga mengungkapkan harapannya agar pemerintah setempat dapat memberikan dukungan lebih dalam hal perbaikan alat-alat pengelolaan sampah. “Iya kalau bisa sih kita butuh alat yang memadai agar bisa menjalankan tugas kami dengan lebih baik,” pungkasnya. (raqib)