KUNINGAN (MASS) – Jika biasanya model iklan itu dibayar mahal, beda hal dengan Dadang Mulya (42), sang model iklan pada bungkus rokok. Meski fotonya dilihat jutaan orang, namun ia tergolong model iklan termiskin di Indonesia.
Ini diungkapkan H Nana Mulyana Latif, komandan Kompak Bersatu Kabupaten Kuningan kala mengunjungi kediaman Dadang di Desa Pancalang, Selasa (24/7/2018). Ia ditemani H Jamaludin Marpaung merasa prihatin dengan kondisi ekonomi keluarga model iklan tersebut.
“Kang Dadang dengan 4 anak dan tinggal satu rumah di rumah mertuanya yang sudah sepuh, kami merasa prihatin. Ironis sekali dengan kondisi ekonomi kang Dadang jikalau benar fotonya dipakai di setiap kemasan rokok, maka saya bilang kepadanya bahwa beliau ini adalah model iklan termiskin di Indonesia,” ujarnya.
Rasa empati Nana muncul. Secara pribadi dirinya mengambil anak paling besar Dadang yang baru lulus SMP untuk melanjutkan sekolah. Ketimbang putus sekolah akibat himpitan ekonomi, maka Nana secara pribadi mengambil anaknya untuk sekolah di SMK Penerbangan Kuningan, gratis selama pendidikan.
“Kang Dadang adalah aset Kuningan. Kita tidak menyangka bahwa yang selama ini kita lihat di sampul rokok adalah orang Kuningan. Setidaknya kang Dadang ini berjasa sebagai promo daerah Kuningan di Indonesia selama 6 tahun,” ucapnya.
Nasib Dadang ini, menurutnya, adalah tanggung jawab bersama. Janganlah sampai dengan viralnya berita malah menjadi ekploitasi murahan. Ia dan jajaran Kompak Bersatu akan mendampingi Dadang dalam hal pembenahan ekonomi pribadinya yang layak.
“Setidaknya ada beberapa solusi untuk hal ini, tidak harus dengan menggugat pabrik rokok atau menuntut royalti karena hemat kami, foto yang dipasang itu bukan dari produk rokok tapi dari kementrian kesehatan. Kami akan cari solusi dengan cara persuasif,” ungkapnya.
Beberapa solusi yang ditawarkan, Nana mengatakan, DHCT (Dana Hasil Cukai Tembakau) adalah hasil pungutan di luar pajak dalam bentuk cukai dari olahan tembakau, yang diatur dan dikelola negara. Cukai merupakan salah satu pendapatan negara dan sebagai sumber keuangan.
“Setidaknya ini bisa digunakan untuk dimohonkan membantu menyejahterakan kang Dadang,” kata Nana.
Selanjutnya, kepedulian Pemerintah Kabupaten Kuningan dituntut karena Dadang adalah warga pituin Kuningan. Menurut Nana, ini tanggungjawab pemerintah juga baik melalui dinas kesehatan ataupun dinas sosial untuk membantu Dadang.
“Setidaknya beliau dijadikan Duta Kesehatan Kabupaten Kuningan,” pungkasnya. (deden)