KUNINGAN (MASS) – Warga Kampung/Dusun Cisandag Desa Cipakem Kecamatan Maleber, masih harus berjibaku dengan segala keterbatasan fasilitas, termasuk akses jalan yang masih seadanya.
Ya, kampung yang satu ini, memang cukup terisolir. Bahkan dari pusat desa, jaraknya mencapai 15 km (melalui jalan normal), dan melewati 2 desa, Mekarsari dan Galaherang.
Karenanya, disana masih umum terlihat anak-anak se berjalan kaki menempuh jarak 3-4 km, dan kadang harus bertelanjang kaki karena aksesnya berlumur tanah basah.
Mirisnya, kadang orang sakit atau hendak melahirkan harus ditandu menggunakan sarung kain dan batang panggul bambu ke Puskesmas Maleber.
Perjalannya yang tidak sebentar, aksesnya sulit untuk membawa kendaraan. Apalagi, musim hujan yang membuat jalan tanah sangat licin.
Mengamini kondisi tersebut, Kepala Desa Cipakem, Uci Sanusi tak malu dan seadanya menerangkan kondisi tersebut. Kampung itu, sejak ada Desa Cipakem memang termasuk terisolir.
“Pelayanan kami (pun) dari desa harus melewati dua desa Mekarsari dan Galaherang, terus naik lagi ke atas,” ujarnya menerangkan jauhnya perjalanan.
Desa Cipakem sendiri memang berada di wilayah seluas 2.096 ha dengan jumlah penduduk 7000 jiwa. Area ini, cukup luas dan beberapa pemukimannya terpisah jauh, seperti Dusun Cisandag.
“Kami memang tadinya, 2020 pasca pilkades ditencanakan akan dibangun Jalan Cisandag, tapu ternyata dihantam badai nasional covid 19. Kami tidak bisa mengalokasikan anggaran dengan pas sesuai sasaran,” tuturnya, Selasa (18/10/2022) kemarin.
Tahun selanjutnya, di 2021, ternyata masih ada covid dan megharuskan alokasi BLT. Bahkan juga tahun ini seperti itu. Akibatnya, anggaran untuk bangunan fisik hanya beberapa persen saja.
“Ada jalur setapak 4 km (jalur pintas), nanjak banget. Jarang dipake, banyak pergerakan tanah,” tuturnya menerangkan areanya masuk zona bencana.
Jauhnya ke pemukiman lain, dan aksesnya yang jauh serta rawan, semoat memunculkan wacana relokasi perumahan. Namun warga tak ingin meninggalkan tanah leluhur dengan segala budayanya.
Meski aksesnya yang sulit, Kades Cipakem mengaku di area perkampungan justru sudah dibenahi terlebih dahulu. Jalan di kampung sudah bagus.
Cerita demi cerita perjuangan masyarakat, termasuk pemerintahan desa dalam menjalankan tugasnya diceritakan sang Kades dengan lugas.
Kegelisahan serta hambatan yang dilalui, apalagi saat musim seperti saat ini, tidak menjadikannya berkecil hati. Dan bahkan, saat ini dirinya cukup bisa bernafas lega.
Kampung yang diisi 120 jiwa dengan 31 KK itu, disebutkan Kades kini sudah mulai disurvey, baik itu oleh DPMD, Dinas PUTR dan TNI.
“Tadi udah di survey, mudah-mudahan 2023, DPMD (dan PUTR) serta kerja bakti TNI insya allah mau di acc,” ujarnya penuh harap. (eki/deden)