KUNINGAN MASS – Kotoran hewan (kohe) sapi baru-baru ini menjadi perbincangan warga Kuningan. Limbah tersebut juga dikaitkan-kaitkan dengan pencemaran lingkungan, yang mencemari sumber air warga dan memicu longsor di wilayah Cilengkrang.
Kohe di wilayah peternakan Palutungan – Cisantana juga menumpuk, akibat kurangnya peminat. Kohe tersebut diduga berdampak pada wilayah di bawahnya.
Dosen Peternakan Universitas Muhammadiyah Kuningan (UMK), Ari Abdullah S M Pt, turut memberikan tanggapannya, ia menjelaskan dampak negatif kohe jika tidak ditangani dengan benar. Kohe adalah senyawa organik yang sangat disukai mikroorganisme patogen seperti Salmonella dan Ecoli.
Ia menjelaskan, jika limbah kohe mengalir dekat sumber air tanpa pengolahan, maka patogen itu bisa mencemari air dan menyebabkan penyakit serius seperti diare akut hingga tifus. Kohe yang mencemari lingkungan juga akan menurunkan kadar oksigen dalam air.
“Karena mikroorganisme yang mengurai limbah akan menyerap banyak oksigen, ini menyebabkan ekosistem air terganggu, ikan dan sejenis lain tidak bisa berkembang atau bahkan mati,” ujarnya, Sabtu (31/5/2025).
Menurutnya, kondisi yang ada di wilayah Kuningan saat ini, harus menjadi perhatian serius, terutama bagi pemerintah daerah untuk segera mengambil langkah konkret dalam pengelolaan limbah peternakan tersebut.
“Untuk keamanan, dan kenyamanan masyarakat Kuningan, ini harus segera ditindaklanjuti agar kohe itu tidak berdampak bagi warga, tapi justru bisa di manfaatkan,” pungkasnya. (didin)