KUNINGAN (MASS) – Adanya sejumlah kader PPP (Partai Persatuan Pembangunan) yang menyatakan diri mendukung paslon Acep-Ridho (AR), bakal disikapi secara organisasi. Tidak menutup kemungkinan, mereka akan diberikan sanksi apabila tidak mempan setelah diberikan pemahaman.
“Masalah sanksi, pasti kami akan sikapi. Tapi kita husnudzon dulu. Kita sosialisasikan, berikan pemahaman terkait sikap kita terhadap Pilkada Kuningan ini. Kita akan tugaskan pak Uus, pak Momon untuk menyosialisasikannya dengan mengajak ngopi bareng,” jawab Wasekjen DPP PPP, Arya Permana Graha saat jumpa pers di kantor DPC PPP Kuningan, Sabtu (20/1/2018).
Pituin Kuningan ini mengatakan, perbedaan pandangan mesti dijadikan satu. Niatannya bagaimana agar PPP bisa memberikan pendidikan politik yang baik kepada masyarakat. Sebab Arya meyakini dari 3 paslon yang akan maju semuanya bertujuan baik untuk Kuningan.
“Kalau sudah diberikan pemahaman insya Allah. Tapi kalau ternyata masih tetap seperti itu, ya kita berikan kewenangan kepada DPC untuk menjalankan aturan atau melakukan langkah organisasi. Sebagai kader partai, apalagi sudah senior, kita pasti paham pada saat putusannya A, ya harus A. Pasti paham juga bagaimana menjaga marwah partai,” tandasnya.
Saat deklarasi dukungan kepada paslon Acep-Ridho di Hotel Purnama Mulia, Jumat (19/1/2018), Arya mengakui ada beberapa kader PPP. Namun kebanyakan bukan kader berKTA (kartu tanda anggota) PPP. Meski berkibar bendera hijau bergambar ka’bah, namun menurut Arya, dukungannya kepada paslon AR bersifat personal dan bersifat aspirasi.
“Di Purnama kemarin itu sifatnya silaturahmi, sampaikan aspirasi dan gak bawa organisasi. Betul yang hadir ada beberapa nama yang merupakan bagian dari keluarga besar PPP. Tapi tak semuanya. Kalau ngaku PPP berarti KTA nya mesti jelas. Kalaupun ngaku pengurus harian, berarti harus jelas pula SKnya,” jelas Arya.
Hanya dirinya mengaku ada perbedaan pandangan. Ini disebabkan belum diperolehnya informasi lengkap terkait dukungan PPP kepada paslon Sentosa (Toto-Yosa). Beberapa sesepuh partai yang telah dikunjungi, sebagian bisa menerima penjelasan.
“Seperti pak KH Mansyur di Windujanten, kita sudah sosialisasikan. Cuma memang, belum semuanya kami kunjungi. Masih berjalan. Rencananya kita tidak ingin mengumpulkan di satu tempat. Kita ingin silaturahmi ke rumah masing-masing. Seperti ke pa Idrus, pa Oo dan lainnya,” tuturnya. (deden)