KUNINGAN (MASS) – Sempat berhenti produksi di tahun kedua, Ais cookies kini membuka pesanan kembali di Ramadhan tahun ini.
Ai’s Cookies merupakan nama brand kue kering rumahan yang di buat oleh seorang ibu rumah tangga di Lebakwangi, bernama Lina.
“Dulu tuh awalnya bikin buat cemilan sendiri kan sebelum puasa karena iseng aja emang suka masak, terus ada temen yang dateng dan nyobain kuenya dan katanya enak, nah darisitu, diarahinlah disuruh coba jual online gitu,” ujar Lina kepada Kuninganmass, Sabtu (10/04/2021).
Diawal produksi ia mengadakan PO ke tetangga rumah, sudara, sama posting di medsos . Dan ternyata responnya lumayan, dan sempat masukin ke toko juga sih.
Sebelumnya kata Lina, produksi kuenya ini memang belum diberi label, dan baru tahun ini meluncurkan label dengan nama Ai’s Cookies, yang terinspirasi dari nama anaknya.
Kue kering atau kuker ini biasanya dihidangkan pada saat hari raya, seperti Idul Fitri atau biasa juga sebagai cemilan.
Di Ais cookies, memang memproduksi berbagai jenis kue kering seperti kue kacang, nastar, putri salju dan semprit.
Lina mengatakan, meski belum banyak dikenal, kuker Ai’s cookies ini tidak kalah dengan kue-kue kering lainnya di pasaran.
“Soal rasa mah pasti punya taste tersendiri sih ya setiap orang. Tapi kalo kata customer teteh mah emang enak sih dan banyak yang bilang gitu,” ujarnya.
“Makanya tahun ini berani buka pesenan lagi karena customer lama tuh nyariin dan bahkan udah ada yang ngelist dari sekarang, alhamdulillah udah masuk beberapa.”
Kuninganmass pun berkesempatan mencicipi kuker kacangnya, dan kuenya memang lezat, renyah dan gurih. Sangat cocok untuk dicoba.
Untuk harganya Ai’s Cookies menyediakan 2 ukuran, mulai dari 26 ribu hingga 27 ribu /1 toples untuk ukuran 250gr , dan 52 ribu hingga 54 ribu /1 toples ukuran 500gr.
Pemesanan Ai’s cookies dimulai menjelang ramadhan hingga produksi, seminggu sebelum hari lebaran.
Bagi yang ingin mencicipi, pemesanan bisa melalui DM Instagram @ais.cookies atau WhatsApp +62 897-9813-704 .
Menginjak ramadhan ketiga setelah produksi pertamanya, Lina berharap kuenya bisa bangkit dikenal dan bisa berjalan normal seperti di tahun pertama meskipun masih masa pandemi. (eki/NR)