KUNINGAN (MASS)- Bantuan terus mengalir ke lokasi pengungsian. Namun, sayangnya bantuan yang disalurkan kebanyakan adalah mie instan.
Sementara untuk kebutuhan lauk pauk bagi pengungsi kurang terpenuhi. Padahal, mereka butuh asupan gizi agar tetap sehat. Bahkan, anak kecil yang masih dalam masa pertumbuhan tentu butuh makanan sehat dan bergizi .
“Kalau bisa bantuan itu jangan mie instan terus. Kasihan kan pengungsi, bisa dibelikan sarden, telor atau makanan lainnya,” ujar Plt Bupati Kuningan Dede Sembada, Senin (5/3/2018).
Sementara itu, mengenai banyak bantauan mie instan dibenarkan oleh Camat Ciniru Jaenudin. Menurutnya, untuk mie instan sudah penuh dan nyaris tidak tertampung.
“Setiap yang nyumbang sudah pasti ada mie instans, maka kami himbau kalau mau menyumbang bisa diganti oleh sarden atau kebutuhan lauk pauk lainnya,” ujar pria yang akan mencalonkan diri sebagi wakil DPD Jabar ini.
Jaenudin mengaku, untuk logistik sangat terpenuhi. Dan yang masih kurang untuk perlengkapan sekolah. Siswa pengungsi 90 persen masih belum punya seragam.
Sementara itu, banyak pengungsi yang memberikan bantuan mie karena dinilai lebih mudah dan praktis. Mie pun sudah dianggap hal lumrah ketika dimakan dengan nasi meski hal tersebut salah.
“Ya menu mie nayris selalu ada setiap makan. Kami juga bosen tapi kan harus nerima karena di pengungsian,” ujar ibu paruh baya bernama Sapatini. (agus)