KUNINGAN (MASS) – Jangan berhenti di (berbagi) takjil, mahasiswa harus punya dampak. Pesan itulah yang disampaikan Presiden Mahasiswa (BEM) Universitas Bhakti Husada Indonesia (UBHI) Kuningan, Abdul Wahab Suryata, pada sesama rekannya pasca menggelar aksi sosial baru-baru ini.
Aksi sosial yang dilakukan para mahasiswa itu adalah turun ke jalan dan membagikan takjil kepada masyarakat. Ada sekitar 300 paket takjil yang dibagikan ke pengendara dan pejalan kaku di sekitar kampus (21-22/3/2025) kemarin.
Pasca membagikan takjil, Presma UBHI kembali mengingatkan sesama rekannya tentang pembagian takjil gratis. Apakah ini benar-benar kepedulian atau hanya tren musiman?
Meski mendapat sambutan hangat dari masyarakat, tetapi bagi BEM UBHI, berbagi takjil bukan tujuan akhir ini adalah langkah awal menuju gerakan sosial yang lebih besar.
“300 takjil itu bagus, tapi kalau hanya sekali dan tidak berlanjut, apa artinya? Kita ingin mahasiswa UBHI tidak hanya dikenal sebagai pemberi takjil, tapi sebagai agen perubahan di masyarakat,” tegasnya.
Menurutnya, mahasiswa harus lebih berani menciptakan gerakan sosial yang punya efek jangka panjang.
“Kita bisa lakukan lebih dari ini! Misalnya, edukasi kesehatan bagi masyarakat, kampanye hidup sehat, atau gerakan air bersih. Jangan sampai kita aktif hanya di bulan Ramadhan, lalu setelah itu diam,” tambahnya.
Senada, sekretaris Kabinet BEM UBHI, Qodri Zaufal Azizy, menyoroti pentingnya niat dalam aksi sosial seperti ini.
“Jujur aja, kalau kita cuma bagi takjil biar bisa upload di Instagram atau TikTok, mending gak usah. Kegiatan ini harus punya makna, bukan cuma biar keliatan baik di media sosial,” ujarnya lugas.
“Kalau kita bisa bantu masyarakat dengan cara lain, kenapa cuma berhenti di takjil? Coba bikin program kesehatan, lingkungan, atau sosial yang benar-benar berkelanjutan. Itu baru mahasiswa keren!” imbuh Qodri. (eki)
