KUNINGAN (MASS) – Jamaah Tani Muhammadiyah (JATAM) Kuningan memastikan kesiapan mereka untuk tampil dalam Jambore Nasional (Jamnas) I JATAM yang digelar pada 19–21 September 2025. Dengan mengusung semangat Tani Bangkit, JATAM Kuningan bertekad menjadikan momentum itu sebagai sarana memperkuat kesejahteraan petani, memberdayakan sektor pertanian, dan menguatkan dakwah sosial Muhammadiyah di bidang agraria.
Ketua JATAM Kuningan, Yuda Klana Geni, menegaskan, pihaknya akan tampil total dalam perhelatan akbar tersebut.
“Jamnas ini bukan sekadar pameran hasil tani, melainkan ruang kolaborasi untuk melahirkan gagasan besar yang berpihak pada petani,” ujarnya, Selasa (16/9/2025).
Dukungan penuh datang dari Majelis Pemberdayaan Masyarakat (MPM) Muhammadiyah di tingkat pusat, wilayah, hingga daerah. Ketua MPM Muhammadiyah Kabupaten Kuningan, Nunu Setia Nugraha, mengamini kepemimpinan Yuda Klana Geni. Ia menilai langkah JATAM Kuningan sejalan dengan visi Muhammadiyah dalam pemberdayaan ekonomi umat.
“Sinergi antarjenjang kepemimpinan dan perguruan tinggi, khususnya Universitas Muhammadiyah Kuningan (UMKu), menjadi modal penting dalam menggerakkan program pro-petani,” katanya.
Selain dukungan struktural, JATAM Kuningan juga membawa misi konkret melalui pengembangan komoditas hortikultura unggulan. Salah satunya adalah Baby Kenya (Buncis Kenya), yang terbukti memberi tambahan pendapatan signifikan bagi petani. Komoditas ini disebut sebagai bukti keberhasilan JATAM dalam memperkenalkan varietas bernilai ekonomi tinggi.
Tidak hanya itu, JATAM Kuningan juga mengembangkan potensi ubi jalar di wilayahnya. Lahan luas yang dikelola secara profesional menjadi basis untuk diversifikasi pertanian. Bahkan, Yuda Klana Geni menyampaikan rencana besar untuk menjadikan Kuningan sebagai pusat penelitian ubi pertama di daerah tersebut.
“Kami ingin ubi jalar tidak hanya dikonsumsi, tetapi diteliti, dikembangkan, hingga mampu bersaing di pasar nasional,” jelasnya.
Misi itu tidak berhenti pada aspek ekonomi semata. Melalui JATAM, Muhammadiyah menegaskan komitmennya pada dakwah sosial yang menyentuh kehidupan petani. Petani bukan hanya diberi pelatihan teknik bertani modern, tetapi juga pembinaan spiritual dan sosial agar lebih berdaya.
Jambore Nasional I JATAM diharapkan menjadi wadah silaturahmi sekaligus ajang berbagi pengalaman antarpetani Muhammadiyah se-Indonesia. Lebih dari itu, acara tersebut diyakini mampu menggerakkan kekuatan kolektif petani untuk mewujudkan kemandirian pangan, kesejahteraan, serta memperkuat kontribusi Muhammadiyah dalam pembangunan bangsa melalui sektor pertanian. (argi)
