KUNINGAN (MASS) – Setiap orang punya cerita. Begitu juga dengan Zulfahmi Pratama. Perjalanan Fahmi bisa menjadi insfirasi bagi generasi muda. Sebab, kisahnya hidupnya tidak seperti kebanyakan orang lain, dimana untuk sekolah hingga kuliah ditanggung oleh orang tua, justru ia menjadi juru parkir.
Profesi juru parkir hingga saat ini ia jalani . Ia kini duduk dibangku kuliah tingkat akhir . Fahmi yang saat ini mengambil jurusan Bahasa Inggris di kampus ternama Kuningan tersebut, ternyata sudah sejak lama terbiasa hidup di jalanan.
“Sejak kelas 4 SD lah, awalnya pengen beli sesuatu, terus diajak bapak ke tempat parkir,” ujarnya saat diwawancarai kuninganmass.com Selasa (9/3/2020) pagi.
Baca juga berita: https://kuninganmass.com/anything/ini-loh-petugas-parkir-paling-kahot-di-kuningan/
Zulfahmi, saat ditemui di kediamannya Purwawinangun Kuningan, menerima kedatangan kuninganmass.com dengan ramah. Dirinya juga tidak sungkan membagikan pengalamannya menjadi juru parkir yang sudah digelutinya lebih dari 10 tahun tersebut.
“Lumayan a, buat sehari-hari. Apalagi dulu kan pas SD, jajan 5 ribu tuh udah gede banget lah. Ada juga buat nabung,” ujarnya menjelaskan.
Fahmi mengaku, bias melanjutkan pendidikan juga karena pekerjaan yang masih digelutinya. Meski begitu, ia tidak berharap terus menjadi juru parkir.
“Kalau cita-cita sih jadi guru. Rencananya, abis lulus mah pengen ke luar kota dulu lah,” imbuhnya.
Lajang ini mengaku, penghasilan menjadi juru parkir memang tidak menentu. Dalam sehari normalnya mendapat uang saku sekitar 40 ribu hingga 120 ribu dari 3 hingga 6 jam bekerja.
“Enaknya itu kan gak terikat a, jadi emang gentian sama yang lain. Kalo sekarang nih biasanya paling dari jam 3 sampe jam 9 malam,” terangnya.
Meski berstatus mahasiswa, ia tak mempermasalahkan jika ada yang mempertanyakan pekerjaannya di luar. Fahmi juga mengaku masih bias mengikuti kegiatan mahasiswa, tugas kampus, dan bahkan aktif di berbagai berorganisasi, seperti BEM, KPM, bahkan lolos seleksi Mojang Jajaka.
Selama menjadi juru parkir, ia mengaku banyak hal yang terkadang membuat khawatir, banyak juga yang menjengkelkan. Kejadian tersebut mulai dari helm jatuh, hingga pengendara motor ‘ngeyel’ yang parkir seenaknya dan tidak mau bayar.
“Untungnya selama ini gak ada yang jatuh sampe pecah, takut juga kan kalo sampe minta ganti rugi. Kalo yang gak mau bayar mah, ada juga, biasanya pemerin sesuatu lah, gitu, tapi kan ya tetep aja kita maintain bayarlah. Jujur aja, saya lebih enak kalo yang baik-baik, misalnya emang beneran gak ada receh, kan enak lah ya,” tambahnya.
Saat ini, Fahmi sendiri menjadi juru parkir di sekitar Jalan SIliwangi. Basanya bertugas hingga malam hari dan bergantian dengan juru parkir lainnya. (eki)