KUNINGAN (MASS) – Mahasiswa KKNT dari IPB University di Desa Situsari Kecamatan Darma, menggelar pelatihan pembuatan baglog (3-5/7/2023) lalu.
Pelatihan itu, diperuntukkan bagi warga Desa Situsari, terutama PKK, sebagai peserta. Baglog jamur ini, dibuat dari limbah jerami.
Jerami sendiri, merupakan limbah pertanian terbesar di Indonesia yang sebenarnya berpotensi untuk dimanfaatkan dalam berbagai keperluan pertanian.
Bukan saja untuk pupuk organik, pakan ternak, dan bioetanol, jerami juga dapat dipergunakan dalam budi daya jamur. Namun, tak jarang limbah jerami hanya dibuang atau dibakar begitu saja.
Fenomena itulah yang ditangkap para mahasiswa KKN di Desa Situsari Kecamatan Darma. Dan pelatihan pembuatan baglog jamur tiram ini, dianggap sebagai salah satu upaya untuk memanfaatkan limbah jerami.
Baglog sendiri, merupakan media tanam untuk menaruh dan menumbuhkan bibit jamur. Tahap pembuatan baglog, disampaikan ke para peserta, mulai dari pencacahan jerami, pencampuran media, fermentasi, sterilisasi, pembibitan, inkubasi, hingga pemanenan jamur.
Dalam pelatihan tersebut, perwakilan Kelompok Taruna Tani Cikiray, Maman, diundang sebagai pembicara. Maman yang telah lama berkecimpung dalam usaha budidaya jamur tiram di Kuningan itu, menjelaskan bagaimana tata cara budidaya jamur dan mengedukasi agar terhindar dari gagal panen.
“Suhu udara Desa Situsari yang sejuk cocok untuk budidaya jamur”, ujar Maman saat menjadi pembicara pelatihan pembuatan baglog jamur.
Hadir dalam kegiatan tersebut, Kepala Desa Situsari, Endin. Ia mengaku merasa senang dengan pelaksanaan pelatihan ini. Menurutnya, kegiatan ini tidak hanya mempererat silaturahmi, tetapi juga menjadi langkah awal untuk mengembangkan kreativitas anggota PKK.
Selain itu, lanjutnya, pelatihan ini juga dapat memotivasi peserta agar lebih memperhatikan lingkungan, terutama dalam pengolahan limbah pertanian.
Selain Kades, para kader PKK selaku peserta juga menyambut baik kegiatan pelatihan ini. Para leserta, terlihat antusias mengikuti kegiatan.
Adapun nantinya, baglog yang berhasil dibuat kemudian dibawa pulang oleh masing-masing peserta. Kondisi baglog tetap dapat dipantau setiap harinya untuk memastikan jamur tiram tumbuh dan siap untuk dipanen. (eki)