KUNINGAN (Mass) – Wakil Bupati yang nantinya akan mendampingi Bupati H Acep Purnama SH MH diharapkan pandai mengaji. Hal itulah salah satu harapan yang disampaikan Ketua Umum PC IPNU (Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama) Kabupaten Kuningan, Muhammad Iftor Nawawi.
“Seorang wakil bupati haruslah beragama Islam dengan keislaman yang tidak hanya Islam KTP, bahkan haruslah pandai mengaji dan memahami ayat-ayat suci Al-Qur’an serta dapat diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari,” ucap Nawawi sapaan akrabnya kepada kuninganmass.com kemarin, Kamis (23/6).
Dikatakan, pandai mengaji dan memahami makna Al-Qur’an merupakan hal penting yang harus ada pada seorang pemimpin. Hal itu sangat selaras dengan visi Kabupaten Kuningan yakni MAS (Mandiri Agamis dan Sejahtera).
“Kata sejahtera di akhir setelah kata agamis merupakan tanda bahwa, kesejahteraan bisa diraih apabila masyarakat yang dicontohi oleh pemimpin dengan berperilaku agamis dan mengerti akan agama, dalam hal ini agama Islam. Kami sangat mengharapkan bahwa yang menduduki posisi nomor 2 di Kabupaten Kuningan adalah yang mampu memahami dan mengerti Al-Quran, selain mampu memimpin roda pemerintahan,” harapnya.
Bahkan lanjut nawawi, jikalau tidak ada bahkan sampai tidak mampu untuk bersyahadat, maka tanpa wakilpun tidak mengapa.
“Karena pada zaman Rosul dan para sahabat seorang pemimpin atau khalifah tidak disertai wakil khalifah,” ujarnya.
Nawawi yang juga anggota Kaukus Muda NU Kabupaten Kuningan ini mengungkapkan, dilantiknya Bupati Kuningan yang baru (Acep Purnama, red) menggantikan mendiang almarhumah Hj Utje Ch Suganda SSos MAp, tentu berakibat pada kosongnya jabatan Wakil Bupati di sisa masa jabatan 2013-2018. Diakuinya, saat ini berbagai kalangan memang sedang hangat memperbincangkan siapa yang akan menduduki posisi yang menggiurkan tersebut.
“Namun perlu difahami dengan seksama bahwa, seorang pemimpin tentu harus memilih dan memilah wakilnya agar tercipta keseragaman dan keharmonisan dalam membangun roda pemerintahan. Jangan sampai, wakil bupati itu adalah orang yang dipilih akibat adanya kongkalikong politik yang dipilih karena apa dan siapa yang berjasa, sehingga masyarakat kuningan yang menjadi korban dari terpilihnya seorang wakil bupati yang tidak bisa mengemban amanah dari masyarakat Kuningan yang pada hakekatnya amanah dari Allah SWT,” bebernya.
Menurutnya, Wakil Bupati adalah orang nomor dua yang tidak hanya bertugas untuk menghadiri undangan dan berpidato dengan retorika yang menawan namun nol dalam realisasinya. Bahkan, wakil bupati harus bisa mengakomodir, melayani dan mengayomi semua keluh kesah yang terjadi di masyarakat Kuningan.
“Tatkala seorang bupati tidak mampu menyelesaikan, disinilah keseragaman dan kesamaan visi diperlukan untuk membangun kuningan yang lebih baik,” terangnya.
Secara umum, pihaknya berharap agar pemimpin maupun wakil pemimpin daerah di Kuningan ini agar bisa mensinergiskan antara kepentingan horizontal dan kepentingan vertikal.
“Kepentingan duniawi dan ukhrowi harus bisa sejalan dengan baik. Sehingga, Insya Allah Kabupaten Kuningan yang dipimpin oleh mereka bisa lebih maju lagi,” pungkasnya. (andri)