KUNINGAN (MASS)- Pengunduran diri Wahidi sebagai Kades Kalimanggiskulon Kecamatan Kalimanggis menjadi berita heboh di Kabupaten Kuningan.
Meski banyak beredar informasi bahwa ada tekananan kepada Wahidi dari penyekong dana pada Pilkdes 2021.
Tapi dalam surat pernyataan pria yang lahir 3 April 1982 itu tidak mencantum alasan yang banyak beredar di medsos tersebut.
“Pada hari Jumat tanggal 21 Januari 2022 dengan kesadaran diri sendiri dan tidak ada paksaan dari pihak manapun, mulai hari ini saya mengundurkan diri dari jabatan kades,” sebut Wahidi dalam surat yan ditandatangani dan langsung diberikan kepada Camat Kalimanggis Yono R pada Jumat usai salat Jumatan.
Camat Yono pun membenarkan isi surat tersebut yang diberikan oleh Wahidi kepada dirinya. Ia pun langsung melaporkan hal ini kepada Bupati H Acep Purnama.
Diterangkan, secara aturan ada tiga hal yang bisa pengunduran kades diterima yakni terlibat kasus pidana, meninggal dunia dan mengundurkan diri. Khusus untuk point terakhir harus diketahui alasan jelasnya.
Terkait ada angka Rp 200 juta lebih yang disampaikan pada berita sebelumnya, karena hal itu berdasarkan informasi dan pihaknya pun akan mencari informasi dari berbagai pihak untuk mengetahui kebenarannya.
Lebih lanjut dikatakan, masalah ada tekanan dari timses terkait harus digantinya 10 perangkat desa, pihaknya sudah menanyakan langsung ke kades dan timses.
“Ternyata timses hanya minta rotasi jabatan perangkat desa. Sedangkan Kades menyangka diganti semua. Hal ini sudah diluruskan dan masalah dianggap beres,” tandas Yono lagi.
Mengenai adanya uang kerohiman atau uang duka Rp3 juta kepada tiap warga yang meninggal tidak ditampik hal tersebut dan ketika dikonfirmasi ke kades , pertanyataan itu merupakan janji times bukan dirinya.
Pada kesempatan itu juga Yono menyebutkan, ada tiga hal yang membuat kades bisa mengundurkan diri yakni terjerar kasus pidana, asusila dan mungundurkan diri.
“Khusus point ketiga harus dibarengi bukti alasan apa yang membuat hal itu terjadi,” tandasnya.(agus)
