KUNINGAN (MASS) – Keberadaan industri di Kabupaten Kuningan menjadi salah satu bahan pemikiran Cabup Nomor 2, H Dudy Pamuji SE MSi. Sebab ia melihat, seiring dengan bertambahnya jumlah lulusan pendidikan, dituntut penyerapan lapangan pekerjaan yang seimbang.
Sedangkan industri di Kuningan masih terbilang minim. Kebutuhan ember tape ketan yang notabene makanan khas Kuningan pun belum bisa dipenuhi oleh masyarakat Kuningan sendiri.
“Kalau kita mau mendirikan pabrik atau industri, ya mari ciptakan. Tapi perlu ada zonasi. Mana zonasi industri, zonasi pertanian, pariwisata dan zonasi lainnya,” kata politisi Golkar yang memilih mundur dari keanggotaan legislatif itu.
Guna merealisasikannya, Dudy mengatakan perlu merubah RPJP (Rencana Pembangunan Jangka Panjang). Begitu juga dengan RDTR (Rencana Detil Tata Ruang) dan RTRW (Rencana Tata Ruang Wilayah).
“Kalau mau mendirikan industri dengan sistem zonasi, maka perlu merubah pula RDTR dan RTRWnya yang sesuai dengan kondisi terkini,” ucapnya.
Sebagai calon bupati yang berpasangan dengan H Udin Kusnaedi, Dudy telah punya konsep apabila nanti terpilih. Baik dari sisi pemberdayaan SDM maupun masalah pengawasannya.
“Masalah pengawasan, sekarang itu teknologi sudah canggih. Dunia sudah ada dalam genggaman. Saking canggihnya, CCTV rumah di Jakarta misalnya, bisa kita lihat di HP, meskipun sedang di Kuningan,” kata Dudy.
Seiring dengan perkembangan teknologi, maka konsep pemerintahan pun mesti beriringan. Setiap instansi bisa membuat sistem pelaporan yang dapat langsung diakses oleh pemimpinnya lewat ponsel.
“Jadi cukup di HP kita bisa melihat perkembangan dan kemajuan setiap instansi meskipun bupatinya sedang berada dimana. Percuma kalau teknologi tidak kita gunakan. Emangnya mau kembali ke jaman purba. Kita harus bijak memanfaatkan teknologi untuk kemakmuran rakyat,” ucap owner Sidomba itu.
Di hadapan para awak media, saat bukber di RM Istana Cibulan beberapa hari kemarin, sebetulnya Dudy ingin mengutarakan banyak program yang hendak digulirkannya nanti jika diberikan amanah. Namun dengan bahasa guyon dia mengatakan kuatir programnya dicontek paslon lain.
“Nanti lah kita bukanya pada saat debat publik. Tapi yang paling penting sebetulnya, kita perlu membuka mindset kita sendiri. Jangan cuma bicara perubahan tapi masyarakatnya tidak siap menerima perubahan,” tandasnya. (deden)