LURAGUNG (MASS) – Rencana penggalian pasir di lahan kosong milik warga Desa Cigedang, Kecamatan Luragung, mendapat penolakan keras dari masyarakat setempat. Penolakan dilakukan setelah dilakukan musyawarah desa, menyusul adanya survei yang dilakukan oleh pihak perusahaan sekitar satu bulan lalu.
Warga menyampaikan kekhawatiran utama terkait dampak lingkungan yang mungkin timbul akibat kegiatan penambangan. Erosi tanah, terutama menjelang musim hujan, menjadi salah satu kekhawatiran terbesar. Selain itu, warga juga khawatir akan kesulitan mendapatkan air untuk mengairi sawah-sawah mereka jika lahan bekas galian tidak dikelola dengan baik.
“Masalah ini bukan semata-mata keputusan pemerintah desa. Kami sebagai kepala desa yang dipilih oleh masyarakat, wajib mendengarkan aspirasi warga. Karena ini menyangkut kepentingan seluruh warga Cigedang, maka kami putuskan untuk menolak perizinan penggalian pasir,” tegas Kepala Desa Cigedang, Dadang, saat diwawancarai Kuninganmass.com, Senin (21/10/2024).
Baca: https://kuninganmass.com/warga-cigedang-ramai-ramai-tolak-galian-pasir/
Dadang juga menyampaikan bahwa pihaknya telah menyampaikan keputusan penolakan tersebut kepada pihak perusahaan, namun belum mendapatkan tanggapan resmi.
Meski ditolak warga, salah seorang warga yang lahannya akan digunakan untuk kegiatan penggalian mengaku tidak menolak dengan rencana tersebut. Ia beralasan bahwa pihak perusahaan telah menjanjikan akan mengantisipasi dampak lingkungan. Apalagi secara perijinan, informasi yang didapatnya, sudah ditempuh.
Namun, ia juga mengakui bahwa kurangnya sosialisasi dari pihak perusahaan telah menimbulkan keresahan di kalangan warga, terutama mereka yang memiliki lahan persawahan di sekitar lokasi penggalian.
“Ya saya mah yang tanahnya mau dibeli, tidak masalah jika tanah saya digunakan untuk penggalian. Tapi yang menjadi masalah adalah kurangnya sosialisasi. Warga jadi takut akan dampaknya,” ujar pria yang dikenal dengan sebutan pak haji tersebut, namun enggan disebutkan nama aslinya tersebut.
Informasinya, ada sekitar 20 hektar lahan yang rencananya akan dijadikan tempat galian pasir. Sumber yang diwawancarai Kuninganmass, merupakan salah satu warga yang lahannya dalam rencana akan dibeli perusahaan untuk galian pasir. Tidak disebut dengan jelas nama perusahaan tersebut, namun disebutkan asal dari Jakarta, dan sudah beroperasi di beberapa tempat, termasuk sekitar Kuningan. (leni/mgg)