KUNINGAN (MASS)- Pasca melakukan pendataan ke lokasi pergeseran tanah di Desa Cilayung Kecamatan Ciwaru, Kalak BPBD Kuningan Indra Bayu Permana langsung melaporkan situasi tersebut kepada Bupati Kuningan H Acep Purnama.
Diterangan, lokasi kejadian terletak di Dusun Cilayung RT 06/ 01 Desa Cilayung Kecamatan Ciwaru waktu kejadian terbaru adalah Rabu, 12 Januari 2022 Pukul 16.30 WIB.
Adapun kronologinya adalah pada Selasa tanggal 28 Desember 2021 terjadi hujan dengan intensitas lebat dari pukul 16.30 -17.30 WIB.
Hal itu mengakibatkan gerakan tanah yang berdampak pada retak dan amblasnya jalan lingkungan dan halaman SDN Cilayung.
Ternyata pada Rabu tanggal 12 Januari 2022 hujan dengan intensitas lebat dari pukul 14.30- 17.30 WIB mengakibatkan gerakan tanah susulan yang berdampak pada bertambah retak dan amblasnya jalan lingkungan dan halaman SDN Cilayung
“ Luas area retakan ± 0,15 Ha yang terdiri dari halaman SDN Cilayung mengalami retak sepanjang ± 50 m dan amblas ± 10 cm – 75 cm, ” jelas pria yang dikenal dengan panggilan IB, Jumat (14/1/2022).
Selanjutnya, jalan lingkungan yang retak sepanjang ± 50 m dan amblas 10 cm – 105 cm serta TPT sungai Cigolo longsor sepanjang 7 m tinggi 3 m.
Diterangkan, akibat kejadian itu akses masyarakat RT 06 RW 01 Desa Cilayung terganggu ( 16 rumah, 19 KK dan 54 jiwa ).
Kemudian, terganggu dan terancamnya proses pembelajaran SDN Cilayung yang terdiri 6 ruangan kelas, 1 ruang kantor, (12 Guru, 138 siswa.
Terkait upaya penanganan : Pemerintah Daerah telah menetapkan status siaga Darurat Bencana Hidrometerologi terhitung mulai 1 November 2020 sd 31 Mei 2021.
Selanjtunya, BPBD menurunkan Team Asesement dan bantuan logistik, Aparat Desa, BPBD, TNI, POLRI dan masyarakat berkoordinasi dan melakukan upaya penanganan darurat .
Sementara untuk kendala adalah area retakan dan amblasnya tanah berada di bantaran sungai Cigolo dengan kelerengan yang curam. Sedangkan kegiatan penutupan retakan di area lokasi gerakan tanah.
Selanjutnya, pembuatan dan perbaikan saluran drainase, pembuatan alat ukur manual pergerakan tanah.
Selain itu juga penutupan area rekan dengan terpal, pemasangan rambu tanda bahaya, dan pemantauan melalui alat ukur manual
“Penanganan darurat dampak dari gerakan tanah selesai dilaksanakan,” jelasnya.(agus)