KUNINGAN (MASS) – Kabupaten Kuningan menjadi satu dari lima kabupaten/kota di Jawa Barat yang menyentuh angka kemiskinan ektrim.
Kabupaten/kota lainnya, seperti Indramayu, Kerawang, Kabupaten Bandung, dan Cianjur. Adapun, Kuningan sendiri termasuk peringkat ketiga kemiskinan ekstrem.
Tercatat, ada 5 kecamatan di Kabupaten Kuningan yang masuk kategori miskin ekstrim.
Hal itu disampaikan Asda Perekonomian dan Pembangunan Setda Kuningan Dr Deni Hamdani M Si pada Rabu (6/10/2021) siang kemarin.
Adapun, 5 kecamatan dengan miskin ektrim itu, dikatakan Plt Diskanak itu mencangkup Kecamatan Cimahi, Kecamatan Cidahu, Kecamatan Cibingbin, Kecamatan Kalimanggis, dan Kecamatan Darma.
“Akan terus kita komunikasikan agar kebijakan pembangunan dan investasi bisa mendorong untuk membangun nilai ekonomi masyarakat,” sebutnya.
Lebih lanjut, Deni menyebut harus adanya kesadaran masyarakat yang sifatnya collective collegia, atau yang dibahasakannya seperti fardu kifayah.
Adapun, kala diwawancarai setelah memberi sambutan, Deni menjelaskan indokator miskin ekstrem bisa dilihat dari pendapatan perkapita yang hanya mencapai Rp27ribu perhari, atau 1,4 US dollar.
“Malah mungkin, masih ada yang tidak dapat (pendapatan) perharinya,” ujarnya.
Sebelumnya, dalam kesempatan yang berbeda Bupati H Acep Purnama SH MH juga turut menegaskan bahwa kemiskinan ekstrim ini, tengah ditekan pihaknya. Bukan hanya daerah, tapi juga secara nasional.
“Target pengentasan kemiskinan ekstrim ini, insya allah ada perubahan setidaknya 1 tahun anggaran berjalan sampai Desember nanti, setidaknya berkurang. Dari angka 6,3% bisa kita tekan agar lebih kecil,” ujarnya.
Acep memisalkan, dari total 130ribu kemiskinan di Kuningan, sekitar 40%nya masuk kategori ekstrim.
Namun, kemiskinan itu bisa diidentifikasi lagi dengan beberapa kriteria. Contohnya, jompo yang sudah tidak berdaya dan diberdayakan. Dan itu datanya harus akurat.
“Kemiskinan di kanupaten kota masih ada, dan (penanganannya) berbeda. Kuningan misalnya, bukan daerah industri, maka sektor realnya adalah pertanian, peternakan, wisata,” sebutnya sebagai sektor yang harus serius didorong. (eki)