KUNINGAN (MASS)- Pada tahun 2021 terjadi empat kali gerhana, dengan rincian dua kali gerhana Matahari dan dua kali gerhana bulan.
Untuk Gerhana Bulan Total (GBT) terjadi Rabu tanggal 26 Mei 2021 yang dapat diamati dari Indonesia. Lalu, Gerhana Matahari Cincin (GMC) 10 Juni 2021 yang tidak dapat diamati dari Indonesia.
Kemudian, , Gerhana Bulan Sebagian (GBS) terjadi pada 19 November 2021 yang dapat diamati dari Indonesia. Sedangkan, Gerhana Matahari Total (GMT) 4 Desember 2021 yang tidak dapat diamati dari
Indonesia.
Dikutup situs BMKG Gerhana Bulan adalah peristiwa terhalanginya cahaya Matahari oleh Bumi sehingga tidak semuanya sampai ke Bulan.
Peristiwa yang merupakan salah satu akibat dinamisnya pergerakan posisi Matahari, Bumi, dan Bulan ini hanya terjadi pada saat fase purnama dan dapat diprediksi sebelumnya.
Gerhana Bulan Total terjadi saat posisi Matahari-Bumi-Bulan sejajar. Hal ini membuat Bulan masuk ke umbra Bumi. Akibatnya, saat fase totalitas gerhana terjadi Bulan akan terlihat kemerahan.
Adapun Gerhana Matahari adalah peristiwa terhalangnya cahaya Matahari oleh Bulan sehingga tidak semua cahayanya sampai ke Bumi dan selalu terjadi pada saat fase bulan baru.
Untuk diketahui bahwa waktu puncak gerhana ini terjadi hanya 9 jam 28 menit dari sejak bulan berada di perige. Karena itu, gerhana ini dapat disebut sebagai gerhana bulan total perige atau dikenal pula sebagai Super Blood Moon, mengingat saat fase totalitas Bulan akan terlihat
kemerahan.
Pada puncak gerhananya, di sebagian besar wilayah Indonesia posisi bulan dekat dengan horizon di bagian Timur sehingga memungkinkan pengamat untuk dapat mengabadikan kejadian gerhana ini dengan latar depan bangunan yang bersejarah atau ikonis.
Gerhana bulan total perige sebelumnya yang teramati di Indonesia terjadi pada 31 Januari 2018.
Adapun gerhana bulan total perige yang akan datang yang dapat diamati lagi di Indonesia akan terjadi pada 8 Oktober 2033. (agus)