KUNINGAN (MASS) – Tak ada tangisan kencang dari Patur yang sedang terlelap di pangkuan sang ibu.
Kala itu, Patur cukup tenang setelah sesaat dinina-bobo ibunya untuk kembali tidur.
Sang ibu, Wilda, juga adalah perempuan yang tegar. Sambil mengurus anaknya yang pertama, Wilda selalu menjaga Patur (anak keduanya) di rumah saat suaminya, Fahmi, tengah bekerja sebagai tukang bangunan tak jauh dari rumahnya.
Ya, itulah yang menjadi keseharian Patur, anak usia 1,5 tahun yang sudah mengidap Hidrosefalus sejak usianya 3 bulan. Sudah 1 tahun lebih.
Hidrosefalus sendiri, adalah kondisi menumpuknya cairan di dalam rongga jauh di dalam otak.
Pada kuninganmass.com, Wilda yang beralamat di Desa Kramatmulya Kecamatan Ciawigebang itu bercerita, sebenarnya sudah sejak lama ingin anaknya dioperasi.
Keinginan itu, sampai sekarang tak pernah hilang dari angannya. Angan, keinginan, dan cita-cita agar sang anak bisa sembuh.
“Harus pegang mungkin sekitar 50 jutaan dulu a,” sebutnya baru-baru ini.
Awalnya, cerita Wilda, Patur lahir dalam kondisi menderita Spina bipida (sum sum tulang belakang gagal berkembang baik).
Namun pada usia 3 bulan itu, suatu malam Patur kejang-kejang semalaman dan dibawa ke ruma sakit terdekat, RS Aria Kemuning.
Tak tersedianya pelayanan/fasilitas lengkap, Patur kemudian dirujuk ke RS Gunung Jati Cirebon.
Dan setelah melalui pemeriksaan panjang oleh dokter bedah syaraf, CT-scan dan rontgen, diketahuilah penyakitnya Hidrosefalus.
“Sekarang Patur Rohman berumur 1,5 tahun (masih mengidap Hidrosefalus). Belum bisa melihat, dan belum bisa berjalan,” tuturnya.
Untuk penyembuhan anaknya, operasi memang yang paling disarankan oleh dokter, agar tidak merusak sistem syaraf yang lainnya.
Namun, keadaanya sebagai ibu rumah tangga, serta suaminya buruh lepas yang dibayar harian, tak cukup mampu untuk menanggung biaya-biaya tersebut.
“Biaya operasi kepala itu besar a, belum lagi biaya inap, biaya obat, dan kebutuhan lainnya seperti transportasi,” sebutnya.
Bukan hanya Wilda, keluarga kerabat pun sama-sama ingin Patur sembuh. Hanya saja, penghasilan rata-rata yang kecil, tak bisa membantu banyak dan membuat Patur hanya dirawat di rumah sampai sekarang.
“Harapan kami sebagai kedua orangtuanya Patur, ingin sekali melihat Patur tumbuh menjadi seperti anak-anak yang lainnya, dan melanjutkan kehidupannya seperti anak-anak normal lainnya,” harapnya.
Selain doa dan harapnya yang tinggi, Wilda juga sampai sekarang mencoba menggalang dana melalui online.
Wilda dan suami, terbuka bagi siapapun yang ingin berbagi untuk anaknya. (eki)