KUNINGAN (MASS)-Malaikat tak bersayap, begitulah kalimat populer yang disampaikan ketika ditanya tentang sosok seorang Ibu. Semesta mengenal kata ibu, meski dengan bahasa dan panggilan yang berbeda. Puisi tentang Ibu telah diciptakan oleh banyak tokoh seperti Kahlil Gibran, Chairil Anwar dan penyair legendaris Zawawi Imron. Pun demikian dengan lagu, telah ada beberapa lagu terkenal untuk menggambarkan Ibu. Sebut saja lagu “Ibu” yang dipopulerkan oleh New Sakha dan tentu yang masyhur diciptakan sekaligus dinyanyikan oleh Melly Goeslaw berjudul “Bunda”. Ya, Bunda adalah panggilan/sebutan lain untuk sosok bernama Ibu. Peran Ibu terhadap perkembangan dan kesuksesan anak tentu amat sangat besar. Setidaknya ada 3 hal peran krusial seorang Ibu sebagai manifestasi cinta yang tak tergerus masa.
Ibu adalah Guru Pertama Anak
Seorang ibu memegang peranan penting dalam proses pendidikan anak. Pendidikan pertama bagi anak di lingkungan keluarga diperoleh langsung melalui seorang ibu. Dapat dikatakan, ibu adalah pendidik pertama bagi anak dalam proses pendidikannya sebelum anak mengenal jenjang pendidikan formal dari PAUD hingga pendidikan tinggi. Bahkan sebagian pihak berpendapat bahwa kecerdasan seorang anak diturunkan dari Ibunya.
Di masa pandemic covid-19, peran ibu sebagai guru tentu kian nyata. Ketika pembelajaran tatap muka ditiadakan maka Ibu-lah yang menjadi “guru” untuk anaknya. Sosok Ibu mendampingi anak melewati masa-masa sulit perubahan proses akademik efek covid. Ibu berperan ganda, sebagai orangtua, guru, bahkan sahabat.
Ibu, Pembentuk Karakter Anak
Karakter anak dibentuk oleh orang-orang yang dekat dengan mereka dan pengaruh dari lingkungan tempat ia dibesarkan. Oleh karena itu, ibu memiliki peran yang sangat penting di sini. Usia dini merupakan usia yang bisa dibilang sebagai usia yang sangat kritis dalam pembentukan karakter seseorang. Rentang usia antara 0-6 tahun, otak anak berkembang sangat cepat hingga 80 persen. Pada usia ini, otak anak dapat menerima dan menyerap berbagai macam informasi.
Ada sebuah pepatah yang dikemukakan oleh Thomas Lickona yang bunyinya kurang lebih sebagai berikut : “Walaupun jumlah anak-anak hanya 25% dari total jumlah penduduk, tetapi menentukan 100% masa depan”. Secara tidak langsung, masa depan sebuah bangsa terletak pada sosok seorang ibu melalui proses pendidikan terhadap anak-anaknya.
Do’a Ibu Menembus Langit
Dalam berbagai sumber dikatakan bahwa Do’a Ibu terhadap anaknya sama seperti do’a Nabi terhadap umatnya. Fakta tersebut memiliki arti bahwa do’a seorang ibu dapat menembus langit bahkan tanpa hisab. Kesuksesan seorang anak bisa diraih dengan lebih mudah jika mendapat restu/ridho ibunya. Pun demikian, celaka akan menimpanya jika ia menyakiti Ibunya.
Ibu merupakan salah satu pintu surga bagi anaknya. Dalam sebuah riwayat disebutkan ibunya seorang ulama Harits al-Uqla meninggal dan ulama tersebut menangis. Ketika banyak menanyakan tentang hal itu, beliau menjawab, “Bagaimana aku tidak akan menangis, salah satu pintu surga sudah ditutup untukku”. Dalam riwayat lain juga disebutkan ketika ibunya seorang tabi’in terkenal Iyas Bin Mu’awiyah berkata: “Kana li babani maftuhani ilal-jannah faghalaqa ahadahuma” (Dahulu aku memiliki dua buah pintu yang terbuka menuju surga, sekarang sudah tertutup salah satunya).
Di akhir, sebagai penutup, ada sebuah ungkapan dari Kahlil Gibran tentang sosok seorang Ibu.
“Ibu adalah segalanya – dia adalah hiburan dalam kesedihan kita, harapan dalam penderitaan, dan kekuatan dalam kelemahan. Dia adalah sumber cinta, kasih sayang, simpati, dan ampunan. Orang yang kehilangan ibunya telah kehilangan jiwa murni yang selalu memberkati dan melindunginya”.
Selamat Hari Ibu, 22 Desember 2021.
Penulis : Nana Sutarna, M.Pd.
Dosen PGSD STKIP Muhammadiyah Kuningan