KUNINGAN (MASS) – Dimudahkan dalam ketaatan, dan diberikan nikmat, serta manisnya dalam ibadah adalah sebuah karunia besar dari Allah.
Bahkan rasa nikmat dan manisnya ibadah itu melebihi kenikmatan hidup yang penuh kemewahan dan fasilitas yang serba wah.
Karena itu jangan merasa diri kita sedang baik-baik saja, bila kita sudah mulai sering telat shalat, malas berdoa, lalai dari dzikir, berat membaca Al-Qur’an dan mengerjakan amal sholeh lainnya.
Sebab bisa jadi itu merupakan bentuk hukuman dari Allah, meski kita merasa baik-baik saja, dalam keadaan aman, badan kita sehat dan rezeki kita lancar.
Ketahuilah bahwa hukuman dari Allah tidak senantiasa sesuatu yang mengerikan, seperti mendapat musibah, bencana, sakit, bangkrut, kematian, dan kecelakaan.
Akan tetapi terhalangnya kita dalam melakukan ketaatan serta tidak memiliki rasa nikmat dan manisnya dalam ibadah juga merupakan sebuah hukuman.
Ibnu Jauzi berkata, ā”Di antara hukuman yang kebanyakan orang tidak menyadari sedang dihukum adalah dicabutnya rasa nikmat dalam ketaatan”. (Dalam Shadul Khatir)
Dulu apabila kita sering shalat tepat waktu dan berjamaah di masjid, namun sekarang sudah mulai sering telat bahkan berat mengerjakan shalat, maka itu sudah cukup sebagai hukuman.
Dulu apabila kita rajin berdzikir, berdoa, membaca Al-Qur’an, namun sekarang sudah mulai malas bahkan lalai, maka itu sudah cukup sebagai hukuman.
Dulu apabila kita semangat menuntut ilmu, berpuasa, shalat malam, namun sekarang mulai jarang bahkan enggan, maka itu sudah cukup sebagai hukuman.
Sungguh tidak ada obat agar kita bisa kembali merasakan nikmatnya ibadah selain bertaubat kepada Allah dan senantiasa berusaha meninggalkan maksiat dan dosa.
Sebab bisa jadi orang yang bermaksiat ia tetap dapat melakukan sejumlah ritual ibadah dan tidak dihukum oleh Allah dengan sebuah musibah, namun dia akan dihukum oleh Allah dengan tidak bisa merasakan nikmat dan manisnya ibadah. Sehingga ibadah yang ia kerjakan tetap terasa hampa dan tak berpengaruh kepada ketenangan batin dan perubahan kebaikan perilaku.
Semoga Allah berikan kepada kita taufiq dalam ketaatan dan menjauhi kemaksiatan, sehingga dapat merasakan nikmat dan manisnya ibadah kepada Allah. Aamiin.
Imam Nur Suharno
(Pencerahan)