KUNINGAN (MASS)- Permasalahan yang terjadi di Kabupaten Kuningan, bukan hanya permasalahan serangan ajag/serigala terhadap hewan ternak milik warga.
Namun juga serangan babi hutan terhadap lahan pertanian milik warga. Meski warga sudah melakukan berbagai upaya mulai dari mamasang pagar hingga jaga malam, serangan babi tidak terkendali.
Hal ini membuat Dandim 0615/Kuningan Letkol Czi David Nainggolan ST langsung turun tangan.
pihaknya akan segera melakukan upaya dan tindakan guna menanggulangi hama babi tersebut.
“Untuk saat ini kita akan melakukan koordinasi dulu guna mengatasi hama tersebut,” sebutnya saat melakukan survei lahan milik Perhutani yang bekerjasama dengan PT. NW Resources, di Desa Wanasaraya, Kecamatan Kalimanggis, Kabupaten Kuningan, Jum’at (5/2/2021).
Apakah akan membuat jebakan atau diracun. Tentu harus disesuaikan dengan kondisi yang ada. Dan, ini secepatnya akan ditangani karena kasihan petani.
Sementara itu, lahan kosong seluas 1.100 hektar tersebut saat ini tidak luput menjadi sasaran babi hutan.
Pemilik PT. NW Resources yang bergerak dibidang Ketahanan Pangan, Teddy mengapresiasi atas kedatangan Dandim 0615/Kuningan.
Menurutnya, Dandim Kuningan sangat paham akan pertanian. Sehingga ia merasa terbantu dengan masukan dan saran dari Dandim soal pertanian.
“Alhamdulillah, Ia sangat mendukung untuk membangkitkan kembali kedaulatan pangan,” ujarnya.
Teddy menyebutkan, dandim sudah memberikan pengarahan bagaimana cara membuka sentra ekonomi baru. Lahan seluas 1.100 hektar ini milik Perhutani yang kerjasama dengan PT NW Resources.
“Karena lahan Perhutani ini kosong, maka sangat mubazir jika tidak dimanfaatkan. Sedangkan ketahanan pangan perlu digerakkan,” tandas Teddy.
Ditempat yang sama, Kades Wanasarya D Krisna Suhendar menjelaskan, selama ini warganya banyak yang mengeluh karena lahan pertaniannya terancam oleh babi hutan.
Oleh karena itu petani sering jaga malam di lahannya dan ini membuat pemerintah desa sangat prihatin.
Pemerintah Desa Wanasaraya memohon bantuannya dari pihak kodim untuk mengatasi kendala pertanian tersebut. Hal itu agar tanaman warga tidak diganggu lagi oleh babi hutan.
“Karena dengan begitu, akan membantu masyarakat dalam meningkatkan penghasilan di bidang pertanian,” ujarnya.
Dijelaskannya, hama babi hutan ini sudah lama terjadi. Dan, ini sangat merugikan para petani.
Berbagai upaya pun sudah dilakukannya. Seperti membuat pagar untuk menghalangi babi hutan, membuat ranjau, namun hama babi tersebut malah semakin bertambah dan merusak. Karena populasinya yang kian bertambah.(agus)
Ijo
6 Februari 2021 at 11:19
Di indonesia ada srigala juga ya? Kirain cuman di luar negeri aja