KUNINGAN (MASS) – Kasus dugaan penganiayaan yang menimpa Hedi (20) oleh tetangganya Toto Sucipto (50) dan putranya Kiki (20) yang sama-sama warga Awirarangan, berbuntut panjang. Selain dilaporkan ke polisi, para pendukung Paslon Sentosa pun bereaksi.
Beruntung, salah seorang warga Awirarangan yang ditokohkan, H Iwan Iba meredam. Kendati korban merupakan relawan Sentosa, namun ia menyerukan agar tidak cepat tersulut emosi. Juga meskipun pada saat dipukuli mengenakan kaos #2018 Ganti Bupati, Iwan tetap meminta agar mampu menahan diri.
“Kita semua tahu kalau ada salah satu dari kita yang dicubit, maka semua akan merasakan sakitnya. Tapi tolong kita ketahui dulu duduk permasalahannya. Kita jangan cepat tersulut emosi meskipun pemukul Hedi itu pendukung paslon nomor 3,” ujar Iwan kepada para pendukung Sentosa, Rabu (11/4/2018).
Pentolan Relawan Beling yang berbasis di Kelurahan Awirarangan ini sebetulnya menyayangkan kejadian tersebut. Mestinya, masing-masing pihak harus mencerminkan perilaku bijak dan terpuji. Dikatakan, premanisme dan bersikap radikal sudah tidak jaman.
Kendati masalahnya tidak ada kaitan dengan politik pilkada, Iwan berharap semua pihak mampu memberikan sauritauladan kepada masyarakat. Sebab perbuatan apapun dapat mencerminkan karakter seseorang. Terlebih jika pendukung paslon, masyarakat mungkin akan mengasumsikan perbuatan tersebut merupakan cerminan paslon yang didukungnya.
“Mungkin saja kan masyarakat akan menyimpulkan antara pendukung dan paslonnya memiliki karakter yang sama. Premanisme dan bersikap radikal itu sudah gak jaman,” ujarnya.
Iwan sendiri bersama para pendukung Sentosa hendak mengawal proses hukum yang menimpa Hedi. Ia menegaskan, pengawalan tersebut tidak ada kaitannya dengan pilkada, melainkan sebagai bentuk kepedulian terhadap korban.
“Kalau kasus dugaan penganiayaan itu disebabkan masalah pribadi, maka tetap perkaranya tidak berhenti begitu saja. Ini masalah penegakkan hukum yang didambakan oleh kita semua, terlepas dari paslon yang kita dukung,” tandas Iwan.
Proses hukum itu pun, menurut dia, dimaksudkan untuk meredam kemarahan pendukung Sentosa. Ia mengajak agar masalah hukum diserahkan kepada yang berwenang. Jangan sampai main hakim sendiri yang nantinya bisa berbuntut lebih panjang.
“Kita sebagai relawan pendukung pasangan dr Toto Taufikurohman Kosim dan Yosa Octora Santono, mari bersikap bijak. Meskipun yang memukuli Hedi pendukung pasangan Acep Purnama-Ridho Suganda, kita tahan diri. Biarlah proses hukum berjalan dengan benar. Kalau proses hukumnya tidak benar, baru kita bergerak,” serunya. (deden)