KUNINGAN (MASS)- Di Indonesia, tanggal 22 Desember diperingati sebagai hari ibu, memang banyak negara yang memperingati hari ibu namun tanggalnya berbeda-beda sesuai dengan kesepakatan yang diputusan masing masing negara.
Mengapa begitu besar penghargaan terhadap ibu, sampai ada peringatan dan perayaan hari ibu. Bahkan di Indonesia diabadikan dalam hal yang sangat penting misal Ibu Pertiwi, Ibu kota, Ibu jari dan lain lain.
Dengan demikian kata “Ibu” adalah sebutan yang paling indah dan luar biasa dalam kehidupan manusia, mengapa demikian ? karena mereka adalah wanita yang mengandung dan melahirkan kita. Memang jelas seorang ibu, dialah yang melahirkan anak anaknya. Namun sebatas itukah peran dan hakekat Ibu?
Ternyata banyak pandangan yang memaknai kata Ibu, sebagaimana kutipan lirik lagu “Keramat” dari pencipta lagu sekaligus Penyanyi Legendaris Rhoma Irama “Darah dagingmu dari air susunya, jiwa ragamu dari kasih sayangnya, dialah manusia satu satunya yang menyayangimu tanpa ada batasnya”.
Kita juga dibesarkan dengan kasih sayang dari ibu selama 24 jam setiap sehari tiada henti dan tanpa meminta bayaran, inilah yang disebut kasih sayang tanpa batas.
Seseorang yang mencintai tanpa syarat, orang yang mendidik dan membentuk karakter anaknya, menyembuhkan hati saat luka, orang yang membuat dan menjaga perasaan.
Maka pantaslah sebuah pepatah mengatakan jika kita mendidik seorang wanita maka sama dengan mendidik satu generasi, memang karena wanita kelak menjadi seorang ibu.
Demikian pekerjaan Ibu yaitu mencintai, melindungi, mendidik, membimbing, memberi kenyamanan, memelihara, mendukung, merangkul, menghargai, memotivasi, dll.
Begitulah sifat, pekerjaan dan kasih sayang ibu, dialah seseorang yang bisa mengambil tempat siapapun tetapi tempatnya tidak bisa tergantikan siapapun.
Semua manusia percaya akan adanya cinta dan merasakannya, baik cinta pada manusia, alam, harta, jabatan dan cinta terhadap dunia. Saat kita melihat ibu, kita melihat cinta paling murni dan suci yang pernah ada dan tak ada lagi duannya.
Seorang ibu bisa mengerti sesuatu yang tidak dikatakan anaknya, itulah cinta murni, suci dan sejati. Tidak ada kata yang mampu menggambarkan kecintaan, kekuatan, kepahlawanan, dan kekayaan cinta seorang ibu.
Demikianlah gambaran Ibu sehingga manusia diwajibkan untuk berbakti kepada Ibu sebagaimana perintah Allah SWT dalam QS. Luqman ayat 14, yakni sebagai berikut:
Artinya: “Dan Kami perintahkan kepada manusia (berbuat baik) kepada dua orang ibu-bapaknya; ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah-tambah, dan menyapihnya dalam dua tahun. Bersyukurlah kepada-Ku dan kepada dua orang ibu bapakmu, hanya kepada-Kulah kembalimu”
Pertanyaan saat ini Bagaimana tantangan ibu menghadapi zaman digital?
Perkembangan teknologi informasi yang begitu pesat membuat tantangan yang dihadapi para ibu dalam mendidik anak-anaknya semakin kompleks. Sehingga dituntut beradaptasi dengan generasi digital. Pada era serba digital seorang ibu dituntut tidak ketinggalan zaman, dan mampu beradaptasi menjadi ibu masa kini.
Zaman sekarang seorang ibu memantaskan diri menyambut masa depan bangsa dengan banyak membaca baik dari buku atau informasi lainnya. Sehingga menjadi orang tua yang tepat sesuai dengan kebutuhan anak-anak. Ibu yang cerdas merupakan sebuah kewajiban sesuai dengan tuntutan zaman dan terus mampu beradaptasi dengan teknologi informasi dan komunikasi yang semakin modern. Ibu harus menjadi cermin agar menjadi ibu teladan bagi anak-anaknya.
Dalam Era Digital, paling tidak tantangan yang harus dihadapi sebagai berikut:
- Berubahnya pola komunikasi
Pada era digital seperti sekarang ini interaksi anak-anak dengan gawai menjadi lebih kompleks, media baru seperti media sosial tak terelakkan kehadirannya, pemanfaatan media sosial makin sulit dikontrol oleh orang tua. Anak-anak mungkin menggunakan media sosial di kamarnya masing-masing, bayangkan jika dalam satu keluarga, hampir semua anggotanya pegang gadget dengan fasilitas internet di rumah, masing-masing sibuk dalam dunianya sendiri, di dunia maya. Peran kasih sayang ibu menjadi solusi atas jeratan teknologi digital, dengan cara berteman dengan anaknya di media sosial. Walaupun demikian waktu untuk bertatap muka harus tetap dilakukan meskipun tak sebanyak dulu.
- Waktu yang berkualitas
Sejalan dengan kurangnya komunikasi tatap muka, maka waktu yang berkualitas di dalam keluarga juga berkurang. Waktu yang berkualitas bukan pada banyaknya waktu yang diberikan, melainkan pada kualitas interaksi antara ibu dan anaknya untuk melakukan aktivitas tertentu, seperti beribadah bersama, makan malam bersama, bercanda dan bercengkrama sambil menonton televisi, bermain di ruang keluarga, melakukan rekreasi bersama, dan lain-lain. Tentunya bersama ayah sebagai kepala rumah tangga.
- Kemandirian generasi
Generasi digital menghadapi tantangan untuk membangun kemandirian. Sebagian orang mungkin melihat bahwa kehadiran teknologi digital mempermudah akses. Namun berbagai masalah positif dan negatif bertaburan di sumber-sumber internet hadir di rumah kita. Sehingga upaya meningkatkan literasi digital dan pemanfaatan teknologi sebagai sumber kedewasaan perlu dilakukan secara tepat. Orang tualah terutama ibu yang membimbing dan mengarahkan Aktivitas berteknologi yang positif. Upaya mendampingi dan membimbing agar dampak negatif dari internet mampu teratasi.
- Ibu harus kompeten
Peran ibu di tengah anak-anak memerlukan kemampuan sesuai zaman sekarang. Anak-anak zaman digital memiliki keluasan dalam mengakses informasi. Ayah dan Ibu harus memiliki kecerdasan dan keluwesan dalam mendidik dan mengarahkan anak-anak. Karena kemungkinan besar akan mendapatkan pemikiran kritis dari anak, sehingga orang tua harus bisa mengimbangi pemikiran kritis anak. Dengan demikian orang tuapun harus melek informasi dan mengedukasi diri sendiri, agar seorang ibu tetap menjadi panutan bagi anak anaknya.
Seberat apapun tantangan seorang ibu dia tak kan pernah menyerah dalam memberikan kasih sayang, mendidik dan melindungi anak-anaknya dalam menyiapkan masa depan, ibu rela berkorban apapun semua dilakukan karena kasih sayang yang tak terbatas, cinta yang murni sejati. Selamat Hari Ibu…!!!
Penulis :
Sahuri, MPd
Guru SMPN 2 Lebakwangi