KUNINGAN (MASS)- Sedang menjadi perbincangan, diberitakan dalam media online @KuninganMass, di tanggal 25 November yang mana kita ketahui bersama di peringati sebagai Hari Guru Nasional, seorang pemuda yang berpropesi sebagai seorang Guru Olahraga disebuah sekolah sekolah dasar, kedapatan menjambret, yang kebetulan korbannya juga seorang guru di sebuah Sekolah Menengah Pertama di Kabupatepun Kuningan.
Yang beliau lakukan salah, ya memang salah. Tidak perlu ada pembenaran. Namun sebelum menyalahkan, kita perlu tahu dulu, motif sebab musabab beliau melakukan hal tersebut apa?
Terlepas akan digunakan untuk apa hasil jambretan tersebut, sudah bukan rahasia umum lagi memang jika tarap hidup seorang guru honorer memang masih jauh dari kata sejahtera.
Keluarganya pasti malu, tapi sebetulnya ada yang harus lebih malu. Siapa?
Yang pertama, Mereka yang duduk nyaman memegang hak kekuasaan. Disaat sebagian dari mereka sedang tenang menikmati hidup berjabatan, ada seorang pahlawan tanpa tanda jasa yang harus melakukan hal yang melanggar hukum hanya demi memenuhi kebutuhannya. Entah untuk apapun itu.
Tanpa mengecilkan lembaga dan profesi lain, harusnya guru dengan gelar pahlawan tanpa tanda jasanya perlu mendapat apresiasi lebih, bukan hanya sekedar 1 hari peringatan Hari Guru yang hanya menjadi sebuah ceremony.
Kedua, rekan se-profesinya.
Kalian dimana pak? bu? saat rekan seperjuangan kalian membutuhkan? Sebegitu tidak peka nya kah?
Oke setiap individu memang punya kebutuhan hidup masing-masing, tidak bisa juga disalahkan dalam hal ini. Akan tetapi, daripada mengecam dan menghakimi, lebih baik saling peduli.
Beliau salah, harus di hukum, tentu. Jadikan hal ini sebagai cambuk, mudah-mudahan ada hikmah yang bisa diambil agar tidak terjadi lagi di waktu yang akan datang. Mengutip dari sebuah kiasan lama, katanya: “Sebaik-baiknya manusia adalah manusia yang bermanfaat bagi manusia yang lain.”
Terakhir, saya ingin menegaskan bahwa tulisan ini bukan sebuah pembelaan.
Anggap saja sebuah kritik dari seseorang yang fakir ilmu juga sebagai sebuah nasehat hati untuk diri sendiri agar lebih peka dan peduli terhadap sesama.
Penulis :
Asep Imam Fathurohman
Sarjana Pendidikan Asal Kuningan
tedyheriadi.69@gmail.com
26 November 2021 at 16:46
jangan malu..harusnya prihatin..ini PR kita semua
artinya kesejahteraan guru itu mengkhawatirkan..yakin lah pelaku tidak ingin melakukan itu…tapi karena kebutuhan ya terpaksa…hallo para pemangku kebijakan jadikan ini momentum untuk introfeksi