KUNINGAN (MASS) – Partai Golkar dan PKS mengaku memiliki banyak kesamaan pandangan soal kondisi dan kebutuhan Kabupaten Kuningan saat ini. Hal itu disampaikan keduanya saat DPD Partai Golkar Kuningan melakukan roadshow politik ke DPD PKS Kuningan, Jumat (10/5/2024).
Pasca pertemuan, Ketua DPD Partai Golkar Kuningan Ir Asep Setia Mulyana atau yang lebih dikenal Asep Armala, mengaku sebenarnya sudah sejak lama pihaknya membangun komunikasi dengan PKS, baik di tingkat pimpinan maupun di fraksi dewan.
Ditanya kenapa Golkar sangat agresif menjelang Pilkada 2024, Asep Armala mengatakan bahwa saat ini Kuningan sedang dalam kondisi tidak baik-baik saja. Dan perlu membangun kebersamaan dalam koalisi.
“Kami ingin membangun kebersamaan dalam koalisi, karena Kuningan ini kan tidak dalam kondisi yang baik baik saja. Karenanya (kami) ingin membangun Kuningan (dengan) kesamaan sudut pandang,” sebutnya.
Sebelumnya, Golkar baru saja mendatangi DPC PKB Kuningan dalam rangka penjajakan politik. Dengan PKB, Golkar sama-sama menyebut satu kandidat yang sama, Dr H Dian Rahmat Yanuar. Meski begitu, saat ditanya kapan akan deklarasi calon, Asep Armala menegaskan pihaknya masih menunggu “restu” dari pusat.
Senada, Ketua DPD PKS Kuningan H Dwi Basyuni Natsir juga menegaskan banyaknya partai di Kuningan yang punya kesamaan pandangan. Lebih spesifik, Dwi Basyuni menyebut parta-partai di Kuningan ingin perubahan.
Meski begitu, Dwi Basyuni belum lugas menyebut siapa saja sosok yang akan didorong oleh PKS disodorkan ke calon koalisi. Namun, dari kader PKS, yang sudah dikomunikasikan ke pengurus internal wilayah adalah Dr Alfan Syafii, mantan anggota DPRD Kuningan tahun 2004.
“Insya allah kita mencoba komunikasi dengan semua partai untuk mengusulkan yang terbaik,” kata Kang Bas, sapaan akrabnya.
Ia mengaku, sampai saat ini soal sosok yang akan maju di Pilkada 2024 masih sangat dinamis. Namun hal yang ia coba pastikan, adalah terbaik untuk kondisi Kuningan yang saat ini masih banyak PR, seperti gagal bayar yang diprediksi membengkak, pengangguran terbuka dan kemiskinan. (eki)