KUNINGAN (MASS) – Penyelenggaraan turnamen futsal bertajuk “Gempita Futsal Kemerdekaan Super Cup 2024”, belakangan jadi kontroversial.
Pasalnya, event yang dibuka Pj dan sedang bergulir di GOR Ewangga itu, memanas karena ditenggarai adanya dugaan jual-beli lisensi/rekomendasi untuk menyelenggarakan turnamen futsal oleh pihak AFKAB (Asosiasi Futsal Kabupaten) Kuningan.
Bobotoh Persib Garis Keras Kabupaten Kuningan, Asep Susan Sonjaya, mempertanyakan ihwal tersebut, apakah regulasinya benar-benar ada peraturan penyelenggaraan turnamen futsal.
Asep Papay sapaan akrabnya meminta pihak AFKAB Kuningan bisa menyosialisasikan perihal regulasi tersebut, supaya menjadi terang benderang bagi seluruh insan futsal khususnya di Kabupaten Kuningan, agar mengetahui dan memahaminya jika hendak mengadakan turnamen ataupun kejuaraan.
“Saya mempertanyakan untuk Gempita Futsal Kemerdekaan Super Cup 2024 yang harus membayar Rp50 juta kepada AFKAB Kuningan untuk rekomendasi penyelenggaraan turnamen. Padahal ini turnamen non-profit, kami tidak mencari keuntungan,” ungkap Papay yang merupakan anggota DPW Gempita Jawa Barat, Kordinator Pantura, Minggu (11/8/2024).
Ia mengaku merasa ada yang janggal saat Forum Kesiswaan SMK Kabupaten Kuningan mendadak mundur dari kepesertaan turnamen Gempita Futsal Kemerdekaan Super Cup 2024 yang melibatkan sejumlah tim futsal dari SMK Negeri dan Swasta.
“Kenapa bisa ditarik mundur dengan alasan karena jam pertandingan di sore hari sampai malam. Mereka menginginkan bertanding di jam kegiatan belajar. Kami membuat rundown ataupun jadwal demikian soalnya untuk jam pagi hari sampai siang diperuntukkan peserta siswa-siswi tingkat SMP,” ujarnya.
Padahal, lanjutnya, tim tingkat SMA/SMK sudah biasa mengikuti turnamen futsal serupa yang biasa ada di GOR Ewangga, dan pertandingan kadang harus digelar malam hari.
Untuk mencari titik temu ataupun “win-win solution” dari permasalahan tersebut, pihak Gempita meminta diadakan dialog secara terbuka dengan duduk bersama, demi kepentingan pengembangan talenta futsal Kabupaten Kuningan.
“Intinya kami ingin bersinergi. Buat apa kita berkonfrontasi, cuma buang-buang energi. Kami tidak ada kepentingan apapun, jadi mari alangkah baik bersama-sama dalam upaya mengembangkan potensi dari bakat-bakat talenta futsal Kabupaten Kuningan,” harapnya.
“Serta, kalau boleh Ketua KONI dan Pengcab Futsal Kabupaten Kuningan, kami mohon turun tangan memediasi atau menengahi permasalahan ini. Jangan sampai pihak-pihak yang concern dalam pengembangan olahraga futsal di Kabupaten Kuningan menjadi mundur lantaran tidak ada dukungan stakeholder,” pungkasnya di akhir. (eki)