KUNINGAN (MASS) – Ada tiga hal penting untuk mendorong kemajuan suatu kabupaten. Pertama, memanfaatkan sumber daya lokal yang tersedia dengan visi dunia. Kedua, meningkatkan kualitas manusia sebagai kunci untuk memanfaatkan seluruh sumber daya yang ada. Ketiga, membangun networking dengan seluruh stakeholders yang kompatibel dengan kebutuhan.
Anggota Komisi 2 DPR RI Yanuar Prihatin menyatakan hal itu menyambut Hari Jadi Kuningan yang ke-521 tahun 2019. Menurutnya, hari jadi Kuningan harus memunculkan inspirasi dan dorongan kuat untuk mempercepat kemajuan kabupaten Kuningan.
Tiga faktor itu bisa menjadi pedoman untuk menguatkan fokus pengembangan Kuningan pada dua sektor prioritas. Pertama, sektor pariwisata yang ditopang oleh kekuatan seni budaya lokal yang berkelas dunia.
“Seni angklung adalah contoh yang paling berpotensi untuk digarap, dikelola dan dikembangkan menjadi aset wisata berkelas dunia,” kata anggota DPR dari Fraksi PKB ini.
Seni angklung sudah sangat memasyarakat, mudah diduplikasi dan sudah terkenal di seluruh dunia.
“Yang dibutuhkan hanyalah kesungguhan, konsistensi, road map yang jelas, kreativitas yang tiada henti serta membangun networking dengan berbagai pihak terkait,” kata Yanuar Prihatin. Lembaga pendidikan, sanggar seni budaya bahkan kegiatan di tingkat desa harus menjadi media untuk pembudayaan dan kaderisasi pelaku seni angklung. Pentas dan festival seni angklung yang rutin maupun kolosal tidak sulit untuk diciptakan, untuk menarik turis manca negara.
Menurut Yanuar, Pemda Kuningan perlu menyusun grand design yang utuh, menyeluruh, terpadu, integratif, partisipatif dan mudah untuk diterapkan. “Grand design pengembangan seni angklung berkelas dunia ini harus disusun untuk memudahkan semua pihak ikut terlibat dalam mengangkat popularitas Kuningan sebagai destinasi wisata favorit berkelas dunia,” tegas Yanuar yang juga dikenal sebagai motivator ini.
Sektor kedua adalah peningkatan kualitas manusia. Ini adalah aspek terpenting yang membuat segala hal bisa cepat berubah. Lambatnya kemajuan suatu daerah pertanda aspek manusia masih lemah. “Jangan sepelekan soal yang satu ini jika sungguh-sungguh menghendaki Kuningan melesat sebagai daerah maju,” ujar putera Kuningan ini.
Kita membutuhkan manusia yang memiliki soft skill terbaik yang berbasis pada kemampuan berpikir otak kanan, sikap mental yang prima dan responsif dalam tindakan. Berbagai ketrampilan teknis sudah cukup memadai dimiliki oleh para birokrat, guru, dosen, perangkat desa, pedagang, pelaku seni budaya, dan sebagainya. “Namun kompetensi soft skill masih sangat jauh dari harapan,” tegas Yanuar Prihatin.
Manurut Yanuar, kemampuan soft skill ini harus ditingkatkan melalui berbagai pelatihan, bimtek dan kursus-kursus yang khusus didesign untuk tujuan ini. Terutama di lingkungan sekolah, kampus, aparat desa, pegawai ASN, pelaku usaha, seni budaya, aktivis organisasi sosial kemasyarakatan-keagamaan, dan sebagainya.
“Fokus pada peningkatan soft skill adalah solusi pintas paling tepat untuk mengatasi keterbatasan anggaran, fasilitas, mandeknya optimisme dan kreativitas serta potensi alam yang terbatas,” ujar Yanuar yang juga Ketua DPP PKB ini.
Hari jadi Kuningan adalah momentum terbaik untuk semua pihak menilai kembali perjalanan Kuningan. “Dan sekaranglah saatnya untuk berubah. Kita perlu keberanian untuk menetapkan sektor prioritas yang diyakini mampu mendorong sektor lainnya bertumbuh,” tegas Yanuar Prihatin. (deden/rl)