KUNINGAN (MASS) – Festival yang digelar Disporapar dalam rangka peringatan Hari Pariwisata Dunia, dinilai salah lokasi. Hal itu disampaikan warga Kecamatan Subang, Nurkholik.
Kholik menjelaskan, kegiatan yang bersumber dana dari APBD itu, harusnya bersifat general dan umum. Jika pun akan diadakan, harusnya tempat yang dipilih, adalah tempat yang ‘butuh’ promosi.
“Bisa di Cipanas Subang kan di ujung biar pada tau, sekalian pada liat dan rasain sendiri akses jalannya gimana. Bisa juga di Balong Dalem, atau di wisata Moncongos, Cilengkrang, banyaklah pilihan lain yang emang masih perlu promosi lebih massif,” sebutnya, Jumat (22/10/2021) siang.
Waduk Darma sendiri, merupakan asset Pemda yang dikelola PDAU. Selama ini, Waduk Darma jadi salah satu tumpuan penghasilan PDAU. Dengan festival ini, kata Nurkholik, justru malah merugikan.
Merugikannya, seperti sudah disinggung pengelola sebelumnya dari banyak hal.
Dari pemasukan tiket tidak ada (karena gratis), sampah, dan kerusakan taman Waduk Darma, yang padahal tengah diperbaiki oleh Pemvrop. Padahal, penyelenggaraan festival itu, didanai ratusan juta APBD.
Lebih lanjut, Nurkholik merasa heran yang meminta maaf kemudian adalah Bupati, bukan penyelenggara atau dinas terkait. Apalagi, dalam kasus itu, dipertontonkan ribut-ribut sesama pihak pemerintah daerah.
Selain tidak efesien, dan juga malah merugikan secara materil dan imateril. Apalagi, festival yang diselenggarakan itu pada saat pandemi level 3.
“Ya tapi emang bagus sih buat kampanye Bupati, makanya mungkin itu alasan kenapa nggak digubris dan malah dimaklum,” ujarnya.
Jika kondisinya seperti itu, Nurkholik menyarankan agar car free day taman kota, stadion segera dibuka secara resmi.
Tour De Linggarjati, JWK, juga kata Nurkholik, gelar saja. Lalu hajatan, dangdutan tidak perlu dibatasi. Bupati juga pasti maklum.
“Toh udah normal kan covidnya? Gak tau sih mungkin nanti menjelang natal tahun baru. Tapi gak tau juga, digeser atau nggak natal tahun barunya,” ucapnya. (eki)