KUNINGAN (Mass)- Teater Sado kembali menggemparkan masyarakat Kuningan lewat sebuah pementasan drama. Setelah sukses mementaskan naskah berjudul ‘Lelaki Tua dan Ibu Sepuh Ratu Rita’ dengan jumlah penonton mencapai 9000 pada 2016 silam.
Teater Sado kembali mementaskan naskah baru berjudul Barok (Tidak Bodoh, Tapi Tidak Tahu, Sebab Tidak Pernah) karya Aan Sugiantomas digelar akhir pekan lalu.
Barok (Tidak Bodoh, Tapi Tidak Tahu, Sebab Tidak Pernah) merupakan naskah terbaru karya Aan Sugiantomas yang kemudian dipentaskan dan disutradarai langsung olehnya. Naskah tersebut ditulis disaat kondisi kesehatannya tidak stabil.
Kecintaannya pada dunia teater mampu mengalahkan sakit yang diderita, mampu membangkitkan kembali semangatnya untuk terus berkarya. Pementasan Barok digelar sejak 19 Maret sampai 9 April 2017 di Gedung Kesenian Raksawacana Kuningan.
Sejak pementasan pertama (19/03), gedung kesenian tidak pernah sepi dari penonton. Pementasan bertema sosial tersebut mampu membius setiap penonton yang menyaksikan.
Sesekali terdengar gelak tawa para penonton saat menyaksiakan adegan humor yang dikemas secara apik dan segar. Pementasan yang digelar selama tiga minggu berturut-turut tersebut mendapat perhatian serta apresiasi luar biasa dari masyarakat Kabupaten Kuningan, khususnya para pecinta seni teater.
Berdasarkan data, jumlah penonton yang menyaksikan pementasan Barok sejak 19 Maret sampai 09 April 2017 mencapai 14.000 penonton. Sebuah pencapaian yang luar biasa dan patut diacungi jempol. Hal ini merupakan sebuah indikasi bahwa tingkat apresiasi masyarakat Kabupeten Kuningan terhadap pementasan drama cukup tinggi.
Ipan Pratama sebagai aktor utama yang berperan sebagai Barok mengaku bangga melihat animo masyarakat yang tinggi untuk menonton pementasan Barok. Saat pementasan terakhir, ia mengaku lelah dengan jadwal pentas yang berturut-turut selama kurang lebih tiga minggu.
Namun ia mengungkapkan rasa lelahnya terbayar dengan kehadiran Aan Sugiantomas selaku penulis naskah sekaligus sutradara.
“Saya sangat terharu, Bapak bisa menghadiri pementasan penutup disaat kondisi Bapak sedang sakit”, ungkapnya sambil terbata-bata.
Berdasarkan pengakuan dari para aktor, sejak pementasan pertama Aan Sugiantomas jarang menghadiri pementasan tersebut, mengingat kondisinya tidak memungkinkan yang mengharuskannya banyak istirahat. Namun, saat pementasan terakhir ia hadir menyaksikan pementasan hingga usai.
Usai pementasan Barok, Aan Sugiantomas diberi kejutan oleh anggota Teater Sado berupa pementasan kaleidoskop berjudul: Bimbang Dewi Rara, Dialog Rama – Rahwana, Ada Mayat kentut, Sandiwara Orang-Orang Negeri Dangdut, Lelaki Tua dan Ibu Sepuh Ratu Rita.
Pementasan kaleidoskop tersebut bertujuan untuk mengenang kembali pementasan-pementan yang pernah disutradarai oleh Aan Sugiantomas. Aan tampak terharu melihat beberapa pementasan kaleidoskop yang diperankan oleh beberapa anggota Teater Sado.
Saat Aan naik ke atas panggung, suasana haru semakin menyeruak, bahkan hampir semua anggota Teater Sado meneteskan air mata saat bersalaman dan berpelukan dengan Aan. Usai bersalaman, di hadapan para penonton Aan Anjasmara selaku pimpinan produksi pementasan Barok (Tidak Bodoh, Tapi Tidak Tahu, Sebeb Tidak Pernah) mengungkapkan kesedihan dan harapannya kepada Aan Sugiantomas.
“Tetap sehat pak, kami tunggu karya-karya Bapak selanjutnya,” ungkapnya sambil menangis. (agus)