CIPICUNG (MASS) – Selain kurang menyentuh kondisi jalan yang bolong-bolong, bupati juga kelihatannya kurang menyentuh emak-emak. Terutama mereka yang selama ini mampu memroduksi salah satu makanan khas, rengginang di Desa Salareuma Kecamatan Cipicung.
Dari reses yang dilakukan Nurcholis Mauludinsyah, anggota DPRD Fraksi Gerindra Bintang, Senin (6/7/2020), eksistensi emak-emak dalam ber-UKM jadi bahasan serius. Mereka membutuhkan sentuhan dari pemerintah berupa pelatihan dan permodalan.
“Emak-emak di Salareuma ini sudah sangat membantu pemerintah. Mereka mampu mandiri memroduksi rengginang di rumahnya masing-masing, mendapatkan penghasilan untuk mencukupi kehidupannya tanpa meminta kepada pemerintah. Tentu harus diapresiasi,” ujar Nurcholis kepada kuninganmass.com.
Yang dibutuhkan mereka hanyalah sebuah kebijakan yang pro rakyat. Sentuhan berupa pelatihan dan permodalan, kata Nurcholis, dipastikan dapat membantu keberlangsungan usaha mereka. Terlebih ditengah pandemi sekarang, pemerintah dengan APBDnya yang triliunan harus mampu menjawab problem rakyatnya.
“Saya juga sebagai wakil rakyat memiliki kewajiban yang sama. Bedanya, saya bukan eksekutor sehingga aspirasi yang terlontar dalam reses ini, mesti ditampung dan ditindaklanjuti hingga berbuah program,” ucap politisi yang akrab disapa Ooi tersebut.
Dengan permodalan seadanya, rengginang hasil produksi emak-emak dijual di pasar terdekat. Terkadang mereka juga mendapat borongan saat ada hajatan. Menurut Ooi, kalau saja mereka diperkuat dengan pemberdayaan maksimal maka tingkat ekonominya bisa lebih baik lagi.
“Emak-emak ini bisa makmur sesuai visi Kuningan kalau saja dipoles dengan pelatihan, pemasaran dan permodalan yang cukup. Saya yakin pelaku UMKM di desa lainnya pun memiliki harapan yang sama,” ungkap legislator yang berangkat dari dapil 3 tersebut.
Dalam reses yang digelar Ooi, sedikitnya 50 orang hadir. Bukan hanya emak-emak, kaum petani dan wirausaha dari kalangan bapak-bapak pun terlihat serius menyimak penuturan wakilnya di parlemen daerah. Sesuai dengan bidangnya, kaum bapak ini mengaspirasikan sarana yang mampu menunjang pertanian mereka.
“Mereka butuh bantuan traktor untuk kelompok-kelompok tani di desa ini. Termasuk pompa air supaya aliran air yang berada di posisi bawah bisa mengairi sawah-sawah mereka. Tentu masalah ini patut jadi perhatian pemda,” tandasnya. (deden)