Connect with us

Hi, what are you looking for?

Kuningan Mass

Politics

Elit Parpol Harus Dengar Suara Rakyat

KUNINGAN (MASS)- Seiring dengan perkembangan zaman, Kuningan membutuhkan kepemimpinan yang sedikit revolusioner. Jika pola kepemimpinannya masih biasa-biasa saja seperti sekarang maka dikuatirkan Kuningan semakin jauh tertinggal.

Demikian diungkapkan Lili Suharli, Sekjen JALA (Jaringan Aksi Lawan Ahok) kepada pers, dalam suasana pergantian tahun di Taman Kota Kuningan tadi malam (1/1/18).

Yang dimaksud sedikit revolusioner menurut aktivis asal Garajati,  Ciwaru ini adalah seorang pemimpin yang sanggup mengimplementasikan kebijakannya secara cepat dan efektif. Pemerintah ke depan harus bisa merespon atau menghasilkan sesuatu yang langsung dirasakan masyarakat.

Menurutnya sudah berpuluh tahun rezim yang ada berkuasa, hasilnya masih sangat minim. Untuk itu harus ada perubahan yang nyata.

“Kita butuh pendobrak, pemimpin muda dan memiliki konsep yang bagus. Masyarakat manapun tak bisa berharap banyak dari rezim yang  sudah terlalu lama berkuasa,” ,” ujar alumni fakultas hukum UBK ini.

Padahal sudah diberikan kesempatan tiga periode, bahkan  kini memasuki periode keempat, tapi belum ada sama sekali perubahan yang signifikan.

Ketika ditanya terkait kegagalan utamanya, Lili menyebutkan dua hal, yaitu ketidakmampuan memperluas lapangan pekerjaan dan menciptakan program yang bisa memberdayakan masyarakat. Akibatnya, mayoritas masyarakat akhirnya harus berdikari untuk meraih mimpi kehidupan lebih baik di tempat lain.

Sebagaimana diketahui, populasi masyarakat Kuningan yang terpaksa mengais rejeki di perantauan kini hampir mendekati setengahnya. Ini semua jelas mencerminkan  ketidakmampuan pemerintah dalam menggali potensi-potensi daerah secara optimal.

Untuk itu, Lili menghimbau masyarakat untuk segera sadar bahwa pembangunan dan kemajuan hanya dirasakan ketika ada perubahan dalam kepemimpinan. Masyarakat harus sadar karena suara mereka berharga bagi kemajuan Kuningan yang nantinya akan mereka rasakan  sendiri.

Pilkada 2018 menurutnya adalah tantangan. Nasib Kuningan yang baru  ada di tangan masyarakat sendiri. Setiap individu harus mulai mengajak yang lain untuk bisa bersama menciptakan Kuningan Baru. Semua harus bergandengan bersama untuk memilih pemimpin baru yang revolusioner. Jika jalan sendiri-sendiri, maka tentu tidak akan mampu.

Jangan sampai dari tahun ke tahun, periode ke periode Pilkada di Kuningan hanya sebatas seremonial belaka. Hanya menjadi cara untuk melanggengkan kekuasaan segelintir elit yang hanya berfokus pada bagaimana mengeruk anggaran daerah untuk memperkaya diri sendiri.

Jika ada yang berpandangan bahwa perubahan ini sulit, satu-satunya jalan adalah bersatu. Masyarakat harus bersatu untuk menciptakan kondisi menjadi dua paslon saja.

Semua parpol di luar petahan harus satu visi, hilangkan ego parpol untuk bisa bertarung secara cerdas dan ksatria untuk mengalahkan petahan dalam Pilkada 2018.

Lili mengajak elit Parpol untuk melucuti egonya untuk memilih yang terbaik. Parpol harus bisa mendengar dan menjawab keinginan masyarakat tidak hanya keinginan elit parpol. Kebutuhan masyarakat  saat ini adalah ingin adanya perubahan. Jika elit tidak bisa mengakomodir masyarakat tentu nantinya akan ditinggalkan konstituen.

Di politik sendiri tak ada yang tak mungkin. Selagi ada niat dan ikhtiar maka rezim manapun bisa ditumbangkan, ujarnya menutup pembicaraan. (agus))

Advertisement

Berita Terbaru

Advertisement
Advertisement

You May Also Like

Advertisement