KUNINGAN (MASS) — Sebagai bentuk upaya memperkuat fiskal daerah, Bupati Kuningan Dr. H. Dian Rachmat Yanuar, M.Si mengumumkan langkah-langkah konkret untuk mengoptimalkan Pendapatan Asli Daerah (PAD). Salah satunya dengan memanfaatkan aset pemerintah yang selama ini tidak produktif. Hal tersebut diungkapkan langsung dalam podcast eksklusif bersama Kuningan Mas Channel pada Kamis (5/6/2025), sebagai bagian dari laporan 100 hari kerja.
“Banyak gedung SKPD sudah pindah ke KIC. Gedung lamanya strategis, sayang kalau hanya dibiarkan. Saya ingin kerja samakan dengan pihak ketiga, bisa disewakan jadi usaha yang menguntungkan. Bagi hasilnya masuk ke PAD, dan saat selesai dikembalikan lagi ke kita,” ungkap Bupati Dian.
Langkah itu merupakan respons atas masih rendahnya kontribusi PAD terhadap APBD Kuningan, yang menurutnya terseok-seok. Optimalisasi dimulai dari aset riil seperti stadion, perkantoran strategis, hingga potensi air dan periklanan. Salah satu contoh keberhasilan awal yaitu pengelolaan stadion yang sebelumnya hanya menjadi beban biaya operasional.
“Stadion kita itu lampunya rusak, enggak terawat. Tapi setelah kerja sama dengan pihak ketiga, sekarang menyumbang Rp500 juta ke PAD,” tuturnya.
Tak hanya itu, Bupati juga berhasil meningkatkan kompensasi air dari Kota Cirebon. Pendapatan dari sektor reklame dan parkir juga akan dibenahi melalui sistem elektronik dan penataan titik pemasangan baliho secara resmi.
“Setelah negosiasi panjang, nilainya naik hampir 40 persen. Dari 5,1 miliar menjadi hampir 7 miliar,” jelasnya.
Pemkab Kuningan juga tengah menyiapkan skema pemanfaatan aset-aset idle lainnya. Beberapa kantor yang terletak di jalur strategis direncanakan untuk dikerjasamakan menjadi hotel atau pusat komersial.
“Saya sudah tugaskan BPKAD dan Asda II untuk menjajaki investor. Ini semua demi memperluas basis PAD tanpa membebani rakyat,” terangnya kembali.
Menurut Bupati Dian, orientasi pemerintah daerah ke depan harus bertransformasi, dari sekadar pelaksana anggaran menjadi birokrasi yang produktif dan berjiwa wirausaha.
“Kalau tidak muncul spirit entrepreneur dari birokrasi, sulit. Ini yang saya dorong. Bahkan tanpa APBD pun beberapa event besar bisa jalan, asal ada kemauan dan jejaring,” ungkapnya.
Langkah optimalisasi PAD itu merupakan bagian dari 17 program prioritas dalam 100 hari kerja Bupati dan Wakil Bupati Kuningan. Selain sektor fiskal, program lainnya menyasar pelayanan dasar, infrastruktur, kesehatan, pendidikan, hingga penataan birokrasi berbasis kinerja.
“Saya terinspirasi Bu Sri Mulyani. Di negara maju, orang kaya asetnya menghasilkan. Di kita, aset malah jadi beban. Itu yang ingin saya ubah di Kuningan,” pungkasnya. (argi)
Selengkapnya, tonton di bawah ini :
