KUNINGAN (MASS) – Bahaya penyalahgunaan narkoba menimpa siapa saja. Bukan hanya kalangan menengah ke atas tapi juga bisa menimpa kalangan bawah. Sebab, obat-obatan yang dikonsumsi ternyata tidak mahal dan mudah didapatkan.
Berdasarkan keterangan Yayasan Rumah Tenjo Laut, sebuah panti rehabilitasi narkoba di Palutungan, jenis obat-obatan yang disalahgunakan itu antara lain Tramadol, Excimer dan Trihex. Harga obat-obatan tersebut terjangkau namun berefek lebih bahaya.
“Kebanyakan yang sedang direhab di atas (Tempat Rehab di Palutungan) itu mengkonsumsi jenis obat tersebut. Efeknya lebih bahaya kalau disalahgunakan,” ungkap Juju Junaedi, pimpinan yayasan itu kepada kuninganmass.com Senin (11/9).
Dalam beberapa bulan terakhir, pencandu narkoba yang direhab di tempatnya itu sebanyak 35 orang. Kebanyakan orang luar, warga Kuningan hanya sebanyak 5 orang. Dari 35 tersebut, sebagian besar sudah pulang, tinggal 10 orang.
“Yang rawat inap itu semula 35 orang. Sekarang tinggal 10 orang. Mereka menjalani perawatan tahap berikutnya di luar Kuningan,” terang Juju.
Dia mengakui, banyak warga Kuningan yang menjalani rehabilitasi narkoba. Namun sebagian besar rawat jalan. Jumlahnya mencapai 75 orang tanpa menyebutkan alamatnya. Dari angka sebanyak itu, sebagian besar berstatus pelajar.
“Sebetulnya kita berkeinginan untuk melakukan rehabilitasi berbasis sekolah. Jadi kita yang mendatangi sekolah untuk rawat jalan. Karena temuan kita, di satu sekolah ada yang mencapai 60 orang, di luar yang sedang kita tangani,” sebutnya.
Rehabilitasi yang sedang dilakukannya buah kerjasama dengan BNN Kuningan di Palutungan. Biasanya, butuh waktu antara 3 sampai 6 bulan dalam merehab pecandu narkoba. Jumlah pasiennya 35 orang rawat inap dan 75 rawat jalan. Ini belum termasuk pasien yang direhab di tempat lain.
“Karena selain Rumah Tenjo Laut, ada juga yang direhab di Yayasan Mahakasih Purwawinangun, Ciptawening Subang, Gafari Garawangi, Puskesmas Sengkahan dan Puskesmas Luragung,” sebutnya.
Juju menambahkan, untuk BNN target pasien yang direhabilitasi dalam setahun mencapai 150 orang. Sedangkan target Kemensos RI sebanyak 300 orang yang mesti direhabilitasi. (deden)