KUNINGAN (MASS) – Pada pagelaran wayang golek di Desa Sukamukti Kecamatan Jalaksana Sabtu (12/5/2018) malam, muncul pesan menarik kaitan dengan politik. Tokoh pewayangan, Begawan Abiyasa mengeluarkan petuah kepada Abimanyu dan Gatotkaca.
“Sekarang itu banyak pemimpin yang aji mumpung, gak peduli amanat penderitaan rakyat,” ketus Abiyasa menggunakan Bahasa Sunda dalam lakon wayang yang didalangi Dadan Sunandar Sunarya dari Bandung itu.
Kepada Abimanyu dan Gatotkaca, Abiyasa berpesan jika ingin jadi pemimpin harus bersenyawa dengan rakyat. Bersenyawa dengan tanah, air, angin, bahkan matahari. Seperti Papat kalima pancer, sambungnya, segala sesuatunya itu muncul dari diri sendiri.
“Kalau sudah bersenyawa, maka akan tahu jerit hati rakyat. Lebih peka terhadap kesulitan rakyat. Jangan mau diistimewakan oleh rakyat. Justru sebaliknya pemimpin itu harus mengistimewakan rakyatnya,” petuah Begawan Abiyasa.
Sebagai seorang pertapa yang pernah menjadi raja, ia juga berpesan agar seorang pemimpin jangan berorientasi pada kedudukan saja. Seorang pemimpin harus mengabdikan diri pada negeri dengan hakikat kepada Yang Maha Kuasa.
“Kolot urang baheula keur ngarebut kamerdekaan, ngahareupkeun gajih teu? Ayena mah kalah korupsi, kolusi, nepotisme. Boro-boro KKN, mun masih ngahareupkeun gajih oge bohong keneh pamimpin teh,” kata Abiyasa.
Saat pertarungan politik, ia melanjutkan, seharusnya dilakukan secara sportif. Jangan saling menjelekkan dan menjatuhkan. Saat berjanji kepada rakyat pun, Abiyasa meminta agar jangan sampai diingkari. Sebab ketika satu janji tidak ditepati, maka selama 40 hari sholatnya tidak akan diterima Allah SWT.
“Mimiti mah jiga nu heueuh. Ari geus jadi jalir jangji. Rela dipimpin ku jelma doraka kusabab jalir jangji?,” tanya Abiyasa kepada Abimanyu dan Gatotkaca yang disambut sorak penonton wayang.
Ia menyindir, kenyataan sekarang kedekatan seorang pemimpin kepada rakyatnya itu hanya 5 tahun sekali. Pada saat kampanye, dia seperti baik kepada rakyat. Baliho pun berlomba-lomba untuk paling besar.
“Nu tara dikopeah ge ngadak-ngadak dikopeah. Pinuh kapalsuan. Mere kaos nu 3 poe langsung belel. Cing atuh mere kaos teh nu kuat 5 tauneun. Eta mah nu 10 rebu menang genep. Dipake lap oge teu bersih. Lolobana dipake turub kurung manuk,” celetuk Abiyasa disambut riuh penonton wayang yang tertawa.
Pagelaran wayang golek yang menyedot ribuan massa tersebut dilangsungkan di Jalan Desa Sukamukti. Hiburan rakyat ini dihelat dalam memeriahkan khitanan Lindan Arya Nugraha, putra salah seorang anggota DPRD asal desa tersebut, Hj Lin Yulyanti SE.
Tampak H Udin Kusnaedi (Cawabup Nomor 2) duduk di kursi barisan depan menonton pertunjukkan itu. Menyusul kemudian Cabup Paslon Juara, H Dudy Pamuji. Kebetulan Udin adalah kakak kandung Lin Yulyanti. (deden)