KUNINGAN (MASS) – Setelah bertahun-tahun berada di ambang konflik terbuka, kini dunia menyaksikan salah satu titik balik paling menegangkan di Timur Tengah yaitu Perang langsung antara Iran dan Israel telah meletus. Serangan udara, rudal balistik, drone kamikaze, hingga infiltrasi siber telah menjadi bagian dari babak baru yang penuh risiko ini. Yang sebelumnya hanya berupa perang bayangan melalui proksi kini telah berubah menjadi konflik antar negara secara terang-terangan.
Namun pertanyaan besar tetap bergema di seluruh penjuru dunia yakni siapa yang akan unggul jika perang ini terus berlanjut dan memasuki fase darat berskala besar? Jika dinilai dari kekuatan personil militer murni, mana yang lebih unggul antara Iran atau Israel?
Pada data militer resmi dari Global Fire Power tahun terbaru, Iran dan Israel berada di posisi berdekatan, yaitu Iran di peringkat ke-16 dan Israel di peringkat ke-15 dalam daftar kekuatan militer global. Namun jika kita mengupas dari aspek jumlah personil militer, perbedaan mencolok muncul yang bisa menjadi penentu dalam konflik berkepanjangan.
đŸ”» Iran: Unggul dalam Jumlah, Kuat dalam Mobilisasi
- Total Personil Militer: 1.180.000
- Personil Aktif: 610.000
- Cadangan Militer: 350.000
- Paramiliter: 220.000
- Angkatan Darat: 350.000
- Angkatan Udara: 42.000
- Angkatan Laut: 18.500
Iran dikenal mengandalkan strategi asimetris, memaksimalkan kekuatan paramiliter seperti IRGC (Garda Revolusi) dan milisi Basij, serta jaringan proksi di kawasan, mulai dari Hizbullah di Lebanon hingga Houthi di Yaman. Namun dalam perang terbuka seperti yang kini terjadi, kemampuan memobilisasi personil dalam jumlah besar bisa menjadi keunggulan signifikan, terutama untuk pertempuran darat dan bertahan jangka panjang.
đŸ”º Israel: Kecil dalam Jumlah, Unggul dalam Efisiensi dan Teknologi
- Total Personil Militer: 670.000
- Personil Aktif: 170.000
- Cadangan Militer: 465.000
- Paramiliter: 35.000
- Angkatan Darat: 526.000
- Angkatan Udara: 89.000
- Angkatan Laut: 19.500
Meski secara kuantitas kalah jauh dari Iran, Israel justru lebih unggul dalam kualitas, pelatihan, dan efisiensi tempur. Hampir seluruh pasukannya adalah hasil dari wajib militer dan memiliki kesiapsiagaan tinggi. Tambahan cadangan militer yang besar memungkinkan Israel untuk segera menggandakan kekuatannya dalam waktu singkat. Angkatan udaranya, yang sudah terbukti efektif dalam menghancurkan target strategis Iran, juga didukung teknologi canggih seperti sistem Iron Dome dan jet tempur siluman F-35.
Jika konflik ini berubah menjadi perang jangka panjang dengan pertempuran darat dan penguasaan wilayah, Iran unggul dalam kapasitas jumlah personil dan jaringan paramiliter yang tersebar luas. Namun jika perang berlangsung dalam tempo cepat dan berbasis teknologi tinggi, Israel berpotensi menang lebih awal berkat efisiensi serangan, dominasi udara, dan kemampuan intelijen.
Namun, perang modern bukan hanya tentang jumlah atau alat tempur. Ini juga soal strategi, moralitas pasukan, logistik, dan tekanan internasional. Dan hingga saat ini, keduanya masih saling menguji batas satu sama lain, sementara dunia menahan napas menanti bagaimana babak selanjutnya akan terungkap. (argi)
