KUNINGAN (MASS)- Wabah corona membuat perajin tape khas Kuningan berhenti total produksi. Situasi ini membuat ratusan perajin menjerit karena tidak ada pemasukan.
Namun, memasuki lebaran usaha sedikit membaik karena mulai adanya pesanan. Meski ada beberapa yang mendadak dibatalkan.
“Dua bulan off, sedih dan bingung. Pada awal puasa ada pesenan tapi tiba-tiba dibatalan karena toko tutup. Begitu juga rumah makan,” ujar Sukaesih perajin asal Desa Tarikolot Kecamatan Cibeu 99 99reum kepada kuninganmass.com, Minggu (24/5/2020).
Namun, menjelang lebaran ada pesanan dari Bandung, Ciamis dan Jakarta. Saat ini pesanan 2 kwintal per hari atau rata-rata 150 ember.
“Mudah-mudahan terus mengalir meski yang pesan adalah harga toko,” ujar perempuan yang dikenal dengan sebutan Mamah Panji itu.
Ia mengaku, dengan banyak pesanan bukan hanya ia yang bisa hidup, tapi juga para tetangga yang biasa bekerja.
Para pemasok beras ketan, tukang pengambil daun jambu dan katuk. Sehingga modal pun kembali berputar.
Sekadar informasi pada saat lebaran tahun lalu pesanan tape membludak. Bahkan, banyak perajin yang menolak pesanan mendadak karena sudah penuh.
Tape khas Kuningan berbeda dengan yang lain karena selain menggunakan ember hitam sebagai wadahnya, juga menggunakan daun katuk sebagai pewarna. (agus)