BANDUNG (MASS) – Dewan Pimpinan Daerah Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (DPP IMM) Jawa Barat untuk pertama kali menggelar Latihan Instruktur Madya Nasional (LIMNas) selama 7 hari (23-27/2/2020) di Pondok Pesantren Syamsul Ulum Muhammadiyah Ujung Berung Kota Bandung.
Dalam kegiatan yang mengusung tema “Konstruksi Nilai Keinstrukturan Sebagai Konseptor Pengkaderan yang Kekinian untuk IMM Berkemajuan” tersebut, diikuti oleh 27 peserta dari berbagai daerah, seperti Sulawesi, Jawa Tengah, DI Yogyakarta, DKI, Bali dan Jawa Barat selaku tuan rumah dengan perwakilan terbanyak, 12 peserta.
Ketua Umum DPD Jawa Barat Deni Safrudin pengkaderan tingkat madya merupakan hasil pembacaan objektif instruktur madya, kader-kadeer yang sangat sedikit dan perlu melanutkan ke jenjang yang lebih tinggi harus ditunjang dengan pengelolaan pengkaderan yang seimbang.
“Mengingat pengkaderan ini kan kebutuhan pokok organisasi, Makanya LIMNas ini harus dilaksanakan. Kita berharap setelah LIMNas ini, bisa memenuhi kebutuhan Instruktur terutama di Jawa Barat, agar bisa mengawal pngkaderan dari sejak kota atau Kabupaten, sehingga menghasilkan kader-kader yang berkualits,” ujarnya.
Ketua Pelaksana Kegiatan Zamzam Saeful Anwar yang juga menjabat sebagai Ketua Bidang Kader menyebut gebrakan di awal periode ini merupakan langkah produktif yang diharapkan menjawab persoalan Alumni DAM (istilah jenjang organisasi, red) dan LID Jawa Barat. Dalam LIM kali ini, juga disusun secara bersama-sama SOP Perkaderan Jawa Barat.
“LIMNas ini merupakan pengembangan pola dan strategi pengkaderan, sehingga nantinya para peserta yang sudah mengikuti bisa memahami system dan managemen pengkaderan , juga mampu berinovasi dan improvisasi daam rangkaian fase dengan alur yang dinamis,” ujarnya.
Master of Training Fatmawati menyebut dalam pegkaderan emiliki dua unsur yang harus selaras. Subjek, atau yang biasa disebut pelatih, instruktur, serta objek atau yang dimaksud kader yang akan dlatih, daam hal ini calon instruktur.
“Harus sinergi, Instruktur harus bisa menyiapkan bibit unggul. Makanya ada beberapa hal yang sangat penting, seperti pendalaman karakter kader, lalu pembekalan kader dengan skill, keterampilan dan ilmu pengetahuan, yang kesemuanya tidak lepas dari nilai spiritual, intelektual dan humanitas,” paparnya. (eki)