KUNINGAN (MASS) – Divisi Humas dan Dakwah Yayasan Husnul Khotimah (HUDA) hari ini memfasilitasi kegiatan studi tiru bagi 12 perwakilan Dewan Kemakmuran Masjid (DKM) se-Kecamatan Jalaksana, Kuningan, ke Masjid Jogokariyan, Yogyakarta. Rombongan disambut hangat di aula Masjid Jogokariyan oleh Rasyidi, ST, perwakilan DKM setempat.
Kepala Divisi Humas dan Dakwah Yayasan Husnul Khotimah, KH. Imam Nur Suharno, dalam sambutannya mengungkapkan harapan besar dari kegiatan studi tiru ini.
“Mudah-mudahan dengan kegiatan studi tiru ini para ketua DKM memiliki wawasan yang luas terkait tata kelola masjid sehingga masjid-masjid di desa yang ada di Kecamatan Jalaksana bisa menjadi makmur,” ujarnya baru-baru ini.
Imam juga menegaskan komitmen HUDA untuk secara bertahap turut memakmurkan masjid-masjid di Kabupaten Kuningan dalam lima tahun ke depan, dengan program rutin mengajak DKM dari kecamatan yang berbeda untuk studi tiru setiap tahunnya.
Ia menekankan tiga tanda kemakmuran masjid, diantaranya, banyaknya jamaah, kemampuan menyejahterakan umat, dan fungsinya sebagai pencerah.
“Mudah-mudahan Allah SWT senantiasa membimbing kita semuanya agar mampu untuk memakmurkan masjid-masjid khususnya di Kabupaten Kuningan dan umumnya di Indonesia. InsyaAllah melalui program studi tiru bersama para ketua DKM untuk kita ajak ke Masjid Jogokariyan. Semangat bermanfaat untuk umat. Selamat dunia hingga akhirat,” harapnya.
Dalam kesempatan ini, DKM Masjid Jogokariyan berbagi pengalaman berharga tentang bagaimana mereka berdakwah sejak awal pendirian masjid hingga mencapai kemakmuran seperti saat ini. Ustadz Rasyidi memaparkan strategi dan upaya yang dilakukan DKM untuk menjadikan masjid makmur, bukan hanya secara fisik tetapi juga kehadiran jamaahnya.
Rasyidi menyoroti pentingnya kepemimpinan yang kuat dan perubahan pola pikir pengurus masjid. “Kata kuncinya ada satu pelopor yang bergerak dan membangun mindset kalau di sini yaitu Ust. Jazair yang sekarang Ketua Dewan Syuro,” sebutnya.
Ia menambahkan bahwa mindset utama adalah “kita pegawainya Allah mengurusi tamunya Allah yaitu jamaah. Kalau mendapati urusan sulit ya itu urusannya Allah. Jangan khawatir”
Perubahan cara berpikir pengurus masjid yang ditekankan oleh DKM Jogokariyan meliputi:
• Dari fokus bangunan ke fokus jamaah.
• Dari rahib menjadi dai.
• Dari penguasa masjid ke pelayan jamaah.
• Dari sambilan ke totalitas.
Untuk memakmurkan masjid, DKM Jogokariyan menerapkan dua pendekatan yaitu intens dan instan. Pendekatan intens dilakukan melalui dakwah fardiyah, yaitu pendekatan personal, persuasi, dan edukasi. Sedangkan pendekatan instan dilakukan dengan menghadirkan hal-hal menarik, kreatif, menyenangkan, dan insidental untuk menarik perhatian dan kehadiran jamaah.
Dalam pemaparan yang serius santai dialogpun terjadi antara peserta dan tuan rumah berbagai permaslahan masjid sampai pengelolaan qurbanpun disampaikan dalam forum yang singkat tersebut.
Para peserta studi tiru sangat gembira dan menyambut baik kegiatan ini. Ustadz Mumuh Ikhlas, utusan dari DKM Al-Istiqomah, Desa Sadamantra, Kecamatan Jalaksana, menyampaikan rasa terima kasihnya. “Alhamdulillah kami cukup terbantu dengan adanya Yayasan Husnul Khotimah yang telah memberi fasilitas kepada kami untuk pengembangan DKM di desanya masing-masing,” ujarnya.
Senada, Ustadz Anwar Solhin dari DKM At-Taqwa, Jalaksana, juga merasakan manfaat besar. “Alhamdulillah kami mendapat ilmu yang sangat bermanfaat untuk peningkatan dan kemakmuran di masjid kami,” kata Anwar, berharap ilmu yang didapat dapat diterapkan di masjid masing-masing. (didin)
