PASAWAHAN (MASS) – Menjelang Muskab Asosiasi Bumdes Kabupaten Kuningan, salah seorang pengelola obyek wisata bernama Talaga Cicerem yang berlokasi di Desa Kaduela Kecamatan Pasawahan, Iim Ibrahim, siap mencalonkan ketua.
Ketua Bumdes Arya Kamuning Desa Kaduela sekaligus direktur OW Talaga Cicerem tersebut memiliki niatan kuat untuk memajukan Bumdes se Kuningan, bukan hanya di desanya saja. Itupun apabila tidak mengganggu aktivitas dan fokusnya dalam menata dan berinovasi mengembangkan unit-unit usaha di desanya.
“Intinya insyaAllah saya siap memajukan. Meskipun tak jadi ketua, saya siap bahu-membahu demi kemajuan bumdes di Kuningan,” ujar Iim kala ditanya kuninganmass.com pasca menyeruaknya rumor pencalonannya, baru-baru ini.
Diakui Iim, banyak bumdes yang jalan di tempat. Banyak pula masalah yang melilit bumdes-bumdes yang tersebar di Kabupaten Kuningan. Salah satunya masalah penyertaan modal dari pemerintah desa.
Dengan dibentuknya Asosiasi Bumdes, dirinya berharap sesame pengelola bumdes bisa berkomunikasi dan saling tukar informasi. Sesame bumdes pun dapat bersama-sama mendorong pemdes atau pemda agar memerhatikan bumdes di desanya masing-masing.
“Karena bumdes itu pengggerak dan motivasi ekonomi di desa,” tandasnya.
Iim merasa bersyukur mampu menjalankan bumdes dengan memberdayakan masyarakat Desa Kaduela dalam jumlah cukup banyak. Dia mengakui, upaya tersebut tidak mudah membalikan telapak tangan. Dengan usaha keras, komunikasi dan berbagi pengalaman, Iim meyakini atas izin Allah, bumdes bisa maju dan berkarya untuk desanya masing-masing.
“Kalau tidak salah jumlah Bumdes di Kuningan itu ada 336. Yang aktifnya 35 bumdes. Yaa karena terbentur permodalan, ada juga dari sisi meneliti usaha, usahanya apa. Karena bumdes itu tidak mudah. Bekerja tanpa gaji kalau tak ada unit yang menopangnya,” ungkap Iim.
Desa Kaduela sendiri, sekarang ini tidak berhenti pada pengelolaan OW Talaga Cicerem. Banyak unit usaha yang dijalankan, seperti unit wifi, simpan pinjam serta BJB Link. Yang terbaru, usaha penyaluran pakan ikan untuk para petani di Kadueala.
“Ada 5 unit usaha. Dan sekarang akan ada satu obyek wisata baru yaitu Sidelan dengan memanfaatkan lahan yang tidak produktif. Modalnya murni dari bumdes itu sendiri, tanpa investor atau bantuan pihak manapun,” pungkas Iim. (deden)